Parapuan.co - Intoleransi gluten bisa disebabkan oleh penyakit celiac dan sensitivitas gluten non-celiac. Namun perlu dipahami kalau kedua kondisi tersebut itu berbeda.
Pasalnya sensitivitas gluten non-celiac ini jadi kondisi intoleransi gluten yang lebih ringan jika dibandingkan dengan penyakit celiac.
Meski lebih ringan, sensitivitas gluten non-celiac ini hendaknya harus tetap dikontrol kondisinya ya, sebab jika tidak dijaga dapat timbul gejala intoleransi gluten yang mengganggu tubuh.
Dilansir dari Healthline, berikut ini berbagai gejala sensitivitas gluten non-celiac, simak ya!
1. Kembung dan sakit perut
Kembung merupakan situasi ketika perut terasa seolah-olah bengkak atau penuh gas setelah makan yang tentunya tidak nyaman.
Walaupun kembung cukup umum, tapi kondisi ini bisa menjadi tanda kalau seseorang mengalami intoleransi gluten.
Gluten sendiri merupakan protein yang ditemukan dalam padi-padian, serealia, jelai, dan gandum.
Selain kembung, orang yang mengalami intoleransi gluten juga akan merasakan sakit perut setelah makan gluten.
Baca Juga: Penyakit Celiac Jadi Penyebab Intoleransi Gluten, Ini Gejalanya
2. Diare dan sembelit
Terkadang diare dan konstipasi adalah hal yang normal, tetapi jika terjadi secara teratur maka sebaiknya lebih diperhatikan.
Pasalnya, orang yang sensitif terhadap gluten lalu sengaja maupun tidak mengonsumsi gluten maka masalah pencernaannya bisa terganggu.
Studi An Italian prospective multicenter survey on patients suspected of having non-celiac gluten sensitivity mengungkap lebih dari 50 persen individu yang sensitif terhadap gluten secara teratur mengalami diare, sementara sekitar 25 persen lainnya mengalami sembelit.
3. Kelelahan
Setelah beraktivitas panjang, lalu merasa lelah itu menjadi hal yang sangat normal.
Akan tetapi jika rasa lelah terus-menerus menghampiri tanpa ada alasan yang mendasari, bisa jadi kondisi tersebut terjadi karena intoleransi gluten.
Individu yang tidak toleran gluten sangat rentan terhadap kelelahan, terutama setelah makan makanan yang mengandung gluten.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Celiac, Gangguan Aututoimun Ketika Makan Gluten
4. Depresi dan kecemasan
Kecemasan yang melibatkan perasaan khawatir, gugup, gelisah dan agitasi ini sering berjalan seiring dengan depresi.
Kecemasan dan depresi ini diketahui lebih berpotensi dialami oleh individu yang mengalami intoleransi gluten.
Hal tersebut diungkapkan dalam studi Mood disorders and non-celiac gluten sensitivity.
Untungnya jika pengidap intoleransi gluten ini menerapkan diet bebas gluten, kondisinya akan lebih baik secara fisik maupun mental.
5. Kabut otak
Individu yang mengalami intoleransi gluten juga dapat mengalami kabut otak.
Kabut otak mengacu pada perasaan tidak dapat berpikir jernih, dengan tanda sebagai berikut:
- Menjadi pelupa
- Mengalami kesulitan berpikir
- Mengalami kelelahan mental.
Gejala kabut otak ini mungkin disebabkan oleh reaksi terhadap antibodi tertentu dalam gluten.
Namun menurut studi Gluten Psychosis: Confirmation of a New Clinical Entity alasan penyebab kabut otak akibat gluten belum diketahui secara pasti sehingga dibutuhkan alasan yang lebih lanjut.
Mengetahui bahwa pengidap intoleransi gluten dapat mengalami gejala yang mengganggu tubuh, maka disarankan untuk berkonsultasi pada tenaga kesehatan dan kemudian menerapkan pola makan yang tepat.
Baca Juga: Kaum Rebahan Harus Waspada, Dokter Ungkap Soal Masalah Neuropati
(*)