Parapuan.co - YouTuber Ria Ricis kini tengah menanti kelahiran anak pertamanya.
Pasangan Ria Ricis dan Teuku Ryan bahkan belum lama ini menggelar acara siraman 7 bulanannya pada awal Juni lalu.
Beberapa hari lalu, Ricis pun membagikan kegiatannya yang aktof berolahraga di usia kandungan 32 minggu atau 8 bulan kehamilan.
Di usia kandungan yang memasuki akhir trimester 3 ini, Ricis pun mengabarkan bahwa dirinya mengidap diabetes gestasional atau diabetes pada masa kehamilan.
Lewat YouTube Ricis Official, Ricis yang tampak memeriksakan kehamilannya pun mendapatkan pesan dari dokter soal kondisinya.
Saat pemeriksaan kehamilan rutin, dokter mengatakan bahwa kadar gula darah Ria Ricis cukup tinggi sehingga perlu ditindak lanjut.
"Tapi, gulanya agak tinggi. Kondisi ini yang kita sebut sebagai sakit gula dalam kehamilan," kata dokter kepada Ria Ricis sambil menjelaskan peningkatan kadar gulanya setelah 1 dan 2 jam.
Menurut dokter, kondisi ini mungkin disebabkan oleh hormon hamil yang mengakibatkan gangguan metabolisme gula. Lalu, apa itu sebenarnya diabetes gestasional?
Baca Juga: Berkaca dari Sang Kakak, Ria Ricis Ungkap Ingin Melahirkan dengan Metode Ini
Diabetes gestasional adalah diabetes yang didiagnosis pertama kali selama kehamilan (gestasi). Seperti jenis diabetes lainnya, diabetes gestasional memengaruhi cara sela menggunakan gula (glukosa).
Diabetes gestasional menyebabkan gula darah tinggi yang dapat memengaruhi kehamilan dan kesehatan bayimu.
Meskipun komplikasi kehamilan mengkhawatirkan, ada kabar baik. Selama kehamilanmu dapat membantu mengontrol diabetes gestasional dengan makan makanan sehat, berolahraga dan, jika perlu, minum obat.
Mengontrol gula darah dapat membuat kamu dan bayi tetap sehat dan mencegah persalinan yang sulit. Umumnya gula darah akan kembali ke tingkat biasanya segera setelah melahirkan.
Mengutip dari What to Expect, sebagian besar perempuan dengan diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala, meskipun beberapa mungkin mengalami:
1. Rasa haus yang tidak biasa.
2. Sering buang air kecil dalam jumlah banyak (dibedakan dengan buang air kecil juga sering tapi biasanya ringan pada awal kehamilan)
Baca Juga: Berpengaruh pada Tumbuh Kembang si Kecil, Ini Tips Asupan Nutrisi untuk Ibu Hamil dan Menyusui
3. Kelelahan (yang mungkin sulit dibedakan dari kelelahan kehamilan normal ).
4. Gula dalam urin (terdeteksi pada kunjungan praktisi rutin).
Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas yang mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat tubuh.
Ini juga membantu tubuh mengubah gula menjadi energi.
Diabetes gestasional terjadi ketika hormon dari plasenta menghalangi efek insulin, mencegah tubuh mengatur peningkatan gula darah kehamilan secara efektif.
Hal ini menyebabkan hiperglikemia (atau tingginya kadar gula dalam darah), yang dapat merusak saraf, pembuluh darah, dan organ dalam tubuh jika dibiarkan tidak terkendali.
Mengutip dari Mayo Clinic, kelebihan berat badan sebelum hamil sering berperan atau jadi faktor risiko diabetes gestasional.
Biasanya, berbagai hormon bekerja untuk menjaga kadar gula darah tetap terkendali.
Namun selama kehamilan, kadar hormon berubah, sehingga membuat tubuh lebih sulit untuk memproses gula darah secara efisien. Hal ini membuat gula darah naik.
Faktor risiko diabetes gestasional meliputi:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Tidak aktif secara fisik
- Memiliki pradiabetes
- Pernah menderita diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
- Memiliki sindrom ovarium polikistik
- Memiliki anggota keluarga dekat dengan diabetes
- Pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon (4,1 kilogram)
- Berasal dari ras atau etnis tertentu, seperti Hitam, Hispanik, Indian Amerika, dan Amerika Asia
Baca Juga: Diabetes Gestasional, Gejala Gula Darah Melonjak Tinggi pada Ibu Hamil
(*)