Parapuan.co - Kehadiran imunoterapi mampu memberi solusi baru untuk meningkatkan angka harapan hidup pengidap kanker.
Imunoterapi menjadi salah satu terobosan di dunia medis sebagai pilihan pengobatan kanker yang disediakan.
Imunoterapi sendiri adalah salah satu modalitas terapi kanker selain pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, terapi target, dan kemoterapi.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, menjelaskan pengobatan kanker imunoterapi pada webinar ‘Mengenal Imunoterapi: Harapan Baru Bagi Pejuang Kanker’, Kamis, 23 Juni 2022.
Imunoterapi
Imunoterapi merupakan bentuk inovasi pengobatan kanker terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh individu untuk mengenali dan menyerang sel kanker.
Sel kanker memiliki kemampuan 'menyamarkan' diri sehingga sulit dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
"Dengan imunoterapi, sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan sehingga bisa mendeteksi sel kanker untuk dihancurkan," ujar Prof. Aru.
Untuk menentukan terapi yang tepat, dilakukan berbagai tes seperti Programmed Death-ligand 1 (PD-L1).
Baca Juga: Diam-diam Mematikan, Ini Dia Jenis Kanker Paru-Paru dan Cara Mencegahnya
PD-L1 adalah protein transmembran yang berperan penting dalam menekan dukungan adaptif dari sistem kekebalan selama peristiwa atau kondisi tertentu.
Tes dengan PD-L1 imunohistokimia pada pasien akan menunjukkan tingkat ekspresi PD-L1 pada jaringan tumor.
"Semakin tinggi ekspresi PD-L1, respon akan semakin baik terhadap imunoterapi," imbuhnya.
Hasil uji klinis menunjukkan pengobatan imunoterapi dapat membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Selain itu, imunoterapi membantu mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dalam menghancurkan sel kanker.
Meningkatkan Angka Harapan Hidup
Prof. Aru menjelaskan bahwa imunoterapi sebagai terapi lini pertama pada pasien dengan kanker paru bukan sel kecil (KPBSK) metastatik dan ekspresi PD-L1 dengan nilai tertentu, memberikan manfaat angka harapan hidup dua kali lipat lebih panjang dibandingkan standar pengobatan kemoterapi saja.
Pasien kanker paru stadium lanjut dan memiliki ekspresi PD-L1 dengan nilai tertentu, yang diterapi dengan imunoterapi memiliki angka harapan hidup 5-tahun hingga 31,9%.
Artinya, imunoterapi memberikan angka harapan hidup 5-tahun sebesar empat kali lebih tinggi dibandingkan standar pengobatan kemoterapi dan menurunkan angka resiko terjadinya efek samping berat (derajat 3 – 5) hingga 22%.
Baca Juga: Jangan Abai, Inilah 6 Faktor Risiko Kanker Paru-Paru yang Mengintai
Sementara itu, mengenai kanker payudara subtipe triple negative (TNBC), Prof. Aru menyampaikan, "Mulai tahun 2022 imunoterapi telah disetujui oleh Badan POM untuk terapi TNBC stadium lanjut."
Data uji klinis menunjukkan bahwa satu dari dua pasien kanker TNBC mendapatkan manfaat dari terapi kombinasi imunoterapi dan kemoterapi.
"Kombinasi imunoterapi dengan kemoterapi sebagai pengobatan lini pertama bagi pasien TNBC dengan tumor yang memiliki nilai ekspresi PD-L1 tertentu dapat mengurangi risiko kematian hingga 27% dibandingkan dengan pemberian kemoterapi saja," lanjutnya.
Sedangkan terkait dengan kanker serviks, American Society of Clinical Oncology (ASCO) baru-baru ini menerbitkan pedoman medis bagi pasien kanker serviks yang telah mengalami kekambuhan atau metastasis.
Data uji klinis dari kombinasi imunoterapi dengan standar pengobatan sebelumnya dapat memberikan manfaat 35% lebih baik di mana penyakit tidak mengalami perburukan.
Pada kasus ini, imunoterapi membantu memberikan angka harapan hidup 33% lebih lama dibandingkan dengan standar pengobatan sebelumnya saja.
"Mulai tahun 2022 di Indonesia, imunoterapi bagi pengobatan kanker serviks telah tersedia, khususnya bagi pasien yang didiagnosis dengan kanker serviks stadium lanjut," kata Prof. Aru.
Menurut Prof. Aru Sudoyo, imunoterapi telah tersedia di rumah sakit yang melayani pengobatan kanker.
Namun, tidak semua jenis kanker paru, kanker payudara, atau kanker serviks dapat diterapi dengan imunoterapi.
"Pasien perlu berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan terbaik sesuai kondisi masing-masing pasien," saran Prof. Aru.
Nah, itulah penjelasan seputar imunoterapi sebagai upaya meningkatkan harapan hidup bagi pengidap kanker ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Penting! Lakukan Kebiasaan Sederhana Ini Untuk Mencegah Kanker Serviks
(*)