Parapuan.co - Komunikasi berjalan lancar apabila orang tua dan anak sama-sama mau memahami topik pembicaraan.
Untuk itu, penting untuk bergantian berbicara dan mendengarkan guna mengurangi adanya kesalahpahaman.
Kemampuan untuk mendengarkan sangat penting untuk perkembangan sosial anak dan membangun hubungan di kemudian hari.
Melansir CNBC, pakar parenting yang berbasis di Amerika Serikat, Camilla Miller, membagikan tiga cara efektif berkomunikasi dengan anak. Yuk, simak!
1. Katakan apa yang kamu lihat
Saat merespons perilaku anak, katakan apa yang kamu lihat dan tahan untuk bereaksi secara berlebihan.
Misalnya, kamu mungkin berpikir anak tidak berbagi mainannya, tetapi di mata anak mereka sebenarnya sedang sibuk bermain.
Jika kamu di posisi anak, tentu kamu juga tidak mau memberikan sesuatu yang sedang fokus kamu kerjakan.
Katakan, "Kamu sibuk bermain dengan mainan itu. Setelah selesai, pinjamkan ke temanmu ya, Nak."
Baca Juga: Waspada! Ini 4 Dampak Negatif Kurangnya Komunikasi Orang Tua dan Anak
Dengan begitu, anak akan mendengarkan bahwa setelah menyelesaikan permainannya, mereka akan memberikan ke temannya.
Jadi, pahami situasi anak terlebih dahulu alih-alih menyuruhnya langsung meminjamkan mainan ke temannya.
"Anakmu perlu merasa didengarkan terlebih dulu sebelum mereka dapat mendengarkanmu," kata Camilla.
2. Tawarkan solusi
Setelah memahami perilaku anak, posisikan dirimu untuk membantu mereka menemukan solusi yang tepat.
Ketika anakmu menunjukkan perilaku yang tidak kamu sukai, bantu mereka mengarahkannya ke sesuatu yang kamu sukai.
Misalnya, anak suka melompat-lompat ke sofa, tetapi kamu lebih suka mereka tidak melakukannya.
Akui keinginannya untuk melompat-lompat dan mengeluarkan tenaga, tetapi bantu mereka mengarahkan energinya ke ruang yang berbeda seperti lantai atau trampolin.
"Ketahui dulu kebutuhan di balik perilakunya. Selanjutnya, bantu anak memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang dapat kamu terima," jelas Camilla.
Baca Juga: 4 Cara Menciptakan Hubungan yang Sehat Antara Anak dan Orang Tua
3. Fokus pada perilaku anak
Setelah mencapai kompromi, akhiri diskusi dengan menyoroti perilaku baik yang telah ditunjukkan anakmu.
Fokus pada perilaku baik anak dan hindari respons yang menjadikan dirimu sebagai pusat pengubah perilaku mereka.
Alih-alih berkata, "Saya sangat senang kamu melakukannya", sebaiknya katakan, "Kamu bisa memperbaikinya dengan baik."
"Dengan fokus pada kemampuan anak, hal ini akan membantu mereka memperkuat perilaku tersebut di kemudian hari," kata Camilla.
Perilaku baik yang diapresiasi membantu anak meningkatkan harga dirinya dan percaya diri sebagai pemecah masalah yang baik.
Sehingga, anak-anak memahami bahwa orang tuanya mendengarkan dan melihat bagaimana keputusannya dapat mengubah perilaku.
Nah, itulah ketiga cara efektif berkomunikasi dengan anak guna mengurangi salah paham ya, Kawan Puan.
Baca Juga: 5 Masalah Perilaku Anak yang Tidak Bisa Diabaikan dan Cara Mengatasinya
(*)