"Ritme sirkadian kita menciptakan mekanisme pengaturan waktu internal yang membuat kita lebih terjaga di siang hari dan lebih lelah di malam hari," jelas Alanna.
"Orang tua cenderung memiliki harapan yang tidak realistis bahwa bayi yang baru lahir dapat menyesuaikan diri dengan dunia baru mereka terlalu cepat," tambahnya.
Alanna menjelaskan pula bahwa kebingungan semacam itu wajar dialami bayi setelah mereka berada di kegelapan relatif selama 9 bulan (di dalam kandungan).
Senada dengan Alanna, dokter anak Leigh Anne Newhook menyebut waktu siang dan malam bayi akan bercampur aduk di 6 hingga 8 minggu pertama.
Jika lebih dari itu bayi masih sering begadang di malam hari, ada baiknya Kawan Puan berkonsultasi dengan dokter anak.
Alanna menambahkan, orang tua bisa menyiasati dan mengatur waktu tidur bayi agar mau beristirahat di malam hari.
Caranya adalah membiarkan bayi terpapar sinar matahari dan mendengarkan kebisingan saat siang, meski ia tertidur.
Lalu begitu malam, gelapkan atau redupkan cahaya di kamar, minimalkan stimulasi dan interaksi, serta hindari suara bising.
Dari sini mereka akan membedakan kapan mereka harus terjaga dan kapan waktunya tidur.
Itulah kenapa bayi begadang dan apa yang bisa Kawan Puan lakukan untuk mengatasinya.
Semoga informasi di atas berguna bagi Kawan Puan, ya!
Baca Juga: 2 Mitos Menyusui Bayi dan Faktanya, Benarkah Tak Perlu Disendawakan?
(*)