Untungnya, seiring dengan perkembangan inovasi keuangan digital, penilaian risiko kredit kini dapat dilakukan pula oleh penyelenggara fintech peer-to-peer (P2P) lending untuk dapat melayani pelaku UMKM.
Melalui kriteria evaluasi dan persetujuan pengajuan pinjaman yang ketat, fintech P2P lending menggabungkan metode evaluasi yang digunakan institusi keuangan konvensional dengan metode inovatif terkini.
Hal inilah yang akhirnya melatarbelakangi BukuWarung untuk bekerja sama dengan mitra yang telah mendapat izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan solusi permodalan.
“Kerja sama tersebut memungkinkan BukuWarung untuk menjadi jembatan pembuka akses pinjaman, melalui program Solusi Modal Usaha, agar UMKM menggapai kesuksesan finansial,” ucap Romy Williams, Vice President of Operations BukuWarung, dalam siaran pers.
Saat ini, terdapat 6,416 merchant yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia yang telah menggunakan Solusi Modal Usaha BukuWarung.
Solusi Modal Usaha memungkinkan para pelaku UMKM untuk bisa mengajukan pinjaman tanpa agunan hingga Rp25 juta dengan tenor hingga 30 hari dengan syarat mempunyai bisnis yang setidaknya sudah berjalan selama enam bulan.
Pendanaan yang diperoleh nantinya bisa dipakai oleh pelaku UMKM untuk memenuhi berbagai kebutuhannya, mulai dari biaya sewa lokasi usaha sampai pemasaran.
“Mereka dapat memanfaatkan pendanaan untuk memenuhi berbagai kebutuhan usaha seperti pengadaan peralatan usaha, biaya pemasaran, penambahan stok barang, atau penyewaan lokasi usaha,” lanjut Romy.
Ke depannya, BukuWarung akan terus berkomitmen untuk mendukung UMKM agar bisa terus naik kelas dan membawa pemulihan pasca pandemi.
Baca Juga: Catat, Begini Tips Jitu Memperkuat Branding dan Kolaborasi bagi UMKM
(*)