Setelah itu, orang Yunani pun menemukan fakta bahwa Ayur Veda selaras dengan praktik pengobatan mereka sendiri.
Kemudian, essential oil diyakini sebagai obat terbaik untuk mengobati sekaligus menjaga kesehatan tubuh.
Bahkan seorang ahli bedah Yunani, Galen tercatat menjadi seseorang ahli mengenai tanaman dan obat-obatan yang hingga kini teori pengobatannya dalam berbagai kategori obat dikenal dengan sebutan "Galenik" masih digunakan.
Penggunaan essential oil ini pun terus menyebar hingga ke bangsa Romawi yang menggunakannya pada tubuh, tempat tidur, dan pakaian mereka.
Hal tersebut diawali saat para tabib Romawi selalu membawa buku-buku hasil tulisan Galen dan kemudian teks tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Persia, Arab, dan bahasa lainnya.
Berlanjut ke Persia, hadir sosok Ali-Ibn Sana, seorang anak ajaib bergelar dokter di usia 12 tahun.
Ali-Ibn Sana menulis buku tentang 800 tanaman dan sifat-sifatnya, serta efek pada tubuh manusia.
Ali-Ibn Sana juga disebut sebagai orang pertama yang menemukan metode penyulingan minyak esensial yang metodenya masih digunakan hingga sekarang.
Penyebaran penggunaan essential oil ini terus berlanjut hingga ke benua Eropa saat terjadinya perang Salib.
Lantaran Ksatria dan tentara memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pengetahuan tentang obat-obatan herbal yang mereka pelajari di Timur Tengah.
Lalu di tahun 1653, Nicholas Culpeper menulis buku berjudul The Complete Herbal yang berisi penjelasan mengenai banyaknya kondisi dan pengobatan yang masih relevan.
Di tahun 1928, seorang kimiawan Prancis, René-Maurice Gattefossé menciptakan istilah Aromatherapie saat meneliti adanya sifat antiseptik pada minyak esensial.
Dalam buku tersebut, ia pun merinci minyak esensial serta manfaat untuk penyembuhannya, salah satunya essential oil lavender yang telah digunakan sejak zaman kuno sebagai seni penyembuhan aromaterapi
Diketahui, Gattefossé menemukan khasiat Lavender secara tidak sengaja ketika sebuah ledakan kecil terjadi di laboratoriumnya dan ia tidak sengaja merendam luka bakarnya ke dalam cairan minyak esensial lavender.
Menariknya, Gattefossé mengamati tangannya mampu sembuh tanpa infeksi atau jaringan parut.
Setelah itu, ia dan rekannya pun melakukan penelitian lebih lanjut tentang khasiat penyembuhan lavender dan memperkenalkannya ke banyak rumah sakit di Prancis.
Kawan Puan, itu dia sejarah panjang essential oil yang ternyata sudah dipakai berabad-abad lalu.
(*)
Baca Juga: Andien Aisyah Viralkan Seorang Ibu Butuh Ganja Medis untuk Anaknya, Apa Sebenarnya Manfaat CBD Oil?