Parapuan.co - Bagi perempuan, melahirkan kerap kali dianggap sebagai hal yang menakutkan.
Tentu saja alasan itu membuat perempuan takut dan cemas saat menghadapi proses persalinan.
Hal itu membuat pihak kesehatan terus berinovasi dengan menghadirkan hypnobirthing yang memudahkan perempuan dalam menghadapi proses persalinan.
Menurut bidan, dan praktisi hypnobirthing, Jamilatus Sa'diyah, mengatakan bahwa hypnobirthing membantu untuk mempersiapkan mental dalam proses persalinan.
Perempuan yang akrab disapa Mila itu berujar, hypnobirthing sendiri berasal dari dua kata, yakni hypnosis dan birthing.
Saat ditemui di podcast Cerita Parapuan pada Jumat (1/7/2022) Mila berujar bahwa hypnosis dalam dunia kehamilan atau persalinan bertujuan agar perempuan punya pikiran bawah sadar yang lebih baik tentang melahirkan.
Menurutnya, anggapan-anggapan yang muncul seperti sinetron di televisi dapat
masuk ke alam bawah sadar hingga membentuk persepsi tentang melahirkan.
"Lama-lama ibu nanya, lahiran kayak gimana rasanya? Sakit banget ya? Masuk deh ke pikiran bawah sadar sehingga yang bisa bikin nyeri saat melahirkan dari fisiologis dan dari pikiran saat melahirkan," ungkapnya.
Lantas, seperti apa teknik hypnobirthing? Apakah berbeda dengan metode persalinan pada umumnya.
Baca Juga: Perjalanan Karier Jamilatus Sa'diyah Menjadi Bidan dan Doula
Teknik dalam Hypnobirthing
Hypnobirthing sendiri menggunakan hipnoterapi dengan menggunakan teknik relaksasi dan sugesti.
Untuk melakukannya, ibu melahirkan yang akan melakukan hypnobirthing harus dalam keadaan rileks terlebih dahulu.
"Supaya kritikal area terbuka dan gelombang otak ada dalam kondisi theta. Jadi sugestinya bisa masuk," papar bidan yang pernah menangani proses persalinan Nagita Slavina ini.
"Yang tadinya kita memiliki pikiran bawah sadar nggak nyaman, sakit, sugestinya bisa diganti. Melahirkan jadi proses yang sakral, perjalanan spiritual," jelasnya lagi.
Pasalnya, perasaan yang tegang pada ibu saat melahirkan justru akan meningkatkan hormon kortisol yang menekan hormon oksitosin untuk tidak keluar.
“Hormon oksitosin yang bikin kontraksi. Kalau kontraksinya lama, lahirannya bisa lama.,” tutur Mila.
Hal itu berbeda jika hormon kortisol atau hormon stres berkurang.
“Kalo hormon stresnya turun oksitosinnya bisa naik. jadi lahirannya lebih lancar, cepat dan berkurang nyerinya. Makanya perlu disiapkan dengan hypnobirthing,” papar dia.
Baca Juga: Agar Tidak Menganggu, Ini 4 Etika Menjenguk Ibu yang Baru Melahirkan
Dari Awal Kehamilan dan Bantuan Profesional
Jika Kawan Puan ingin melakukan hypnobirthing, kamu bisa melakukannya sedini mungkin dari awal kehamilan.
"Karena semakin sering belajar dan semaklin dini latihan itu akan bikin latihan optimal latihannya," ujar Mila.
Biasanya, sesi diawali dalam kelas bersama pasangan selama dua hari. Setelah itu, calon ibu akan dilatih mandiri.
Tak bisa langsung selesai, hypnobirthing ini perlu pengulangan.
"Jadi enggak bisa habis kelas tutup buku, karena hypnobirthing ini perlu repetisi jadi harus dilakukan seminggu tiga kali di rumah, dan biasanya akan ada audio relaksasi hypnobirthing yang diberikan pada saat di kelas," papar Mila.
Selain audio relaksasi yang diberikan profesional, suara audio yang diperdengarkan juga bisa dari rekaman suara suami," katanya.
Dalam melakukan hypnobirthing, Mila tidak menyarankan untuk melakukan sendiri di rumah tanpa bantuan profesional.
"Kurang maksimal. Karena otomatis ibunya tidak bisa dipantau dari skala distress," kata Mila.
Baca Juga: Masih Terima Gaji, Ini Dilema Ibu Bekerja Soal Aturan Cuti 6 Bulan di RUU KIA
Skala distress merupakan asesmen yang dipakai praktisi untuk melihat stresnya berkurang atau tidak.
Tingkat distress yang masih tinggi akan berpengaruh pada proses persalinannya.
Selain itu, proses hypnobirthing ini akan menimbulkan efek samping yang disebut abreaksi.
"Abreaksi ini mungkin menangis, ada rasa kesal, karena pikiran bawah sadar terbuka. Masalah-masalah yang belum selesai bisa muncul dan itu perlu didampingi oleh reaksi supaya kalau ada abreaksi tetap bisa aman," jelas lulusan Poltekkes Kemenkes Jakarta pada tahun 2014 ini.
Itu tadi penjelasan seputar hypnobirthing.
Apakah Kawan Puan tertarik untuk melakukannya saat menghadapi proses persalinan? (*)