Parapuan.co - Kawan Puan, merawat bayi sering kali terasa sulit karena mereka hanya bisa menangis untuk menyampaikan perasaan atau kondisinya.
Tak jarang, rewel juga menjadi cara satu-satunya yang digunakan bayi untuk mengomunikasikan kebutuhan mereka.
Semua bayi menangis, dan secara biologis, orang tua hadir untuk merespons secara otomatis agar kebutuhan anaknya terpenuhi.
Pertanyaanya adalah, bagaimana jika bayi tiba-tiba menangis tanpa alasan? Apa yang harus dilakukan?
Bayi menangis seolah tak bisa ditenangkan, dan orang tua kebingungan karena berbagai cara yang biasanya ampuh menenangkannya jadi tidak berguna.
Seolah-olah, tangisan bayi tidak ada obatnya walau sudah coba disusui, digendong, ditimang, diajak menghirup udara segar, dan sebagainya.
Bisa jadi, itulah yang dinamakan bayi sedang mengalami kolik. Apa itu kolik? Simak penjelasannya seperti dikutip dari What To Expect!
Pengertian Kolik
Kolik bukanlah penyakit, tetapi kombinasi dari perilaku yang membingungkan dan sulit untuk dijelaskan.
Baca Juga: Jangan Dimarahi, Ini 7 Cara Mengatasi Anak Balita Tantrum di Supermarket
Istilah kolik digunakan untuk tangisan berlebihan pada bayi yang sehat, dan ini sangat umum.
Masalahnya adalah, kolik tidak mempunyai solusi khusus untuk mengatasinya selain berlalunya waktu.
Satu dari lima bayi selalu mengalami kolik, di mana periodenya bisa sampai berjam-jam, terkadang hingga larut malam.
Hal terburuknya, menenangkan bayi yang kolik sangat melelahkan bagi orang tua dan menambah frustrasi.
Di sisi lain, juga merasa kasihan pada bayi karena terus-terusan menangis tanpa bisa ditenangkan untuk waktu lama.
Tanda kolik pada bayi umumnya ada tiga. Pertama, lama total tangisan bayi setidaknya tiga jam sehari.
Kedua, terjadi setidaknya tiga kali dalam seminggu. Ketiga, bertambah sampai paling tidak tiga minggu berturut-turut.
Lantas apa bedanya kolik dengan tantrum? Jelas berbeda walau keduanya sama-sama ditunjukkan anak dengan cara menangis.
Jika kolik kerap dialami bayi tanpa alasan yang jelas, tantrum terjadi karena penyebab tertentu di mana anak kesulitan menyampaikan keinginannya.
Selain itu, tantrum umumnya terjadi pada anak di atas usia satu tahun.
Semoga penjelasan di atas dapat mengurangi kebingungan ya dialami Kawan Puan, khususnya para ibu, ya.
Baca Juga: Sering Dilakukan Orang Tua, 3 Hal Ini justru Membuat Anak Semakin Tantrum
(*)