5 Tantangan Mengasuh Anak Setelah Pandemi Menurut Psikolog

Ericha Fernanda - Jumat, 22 Juli 2022
Tantangan mengasuh anak setelah pandemi.
Tantangan mengasuh anak setelah pandemi. itsskin

Parapuan.co - Memasuki masa transisi kebiasaan baru setelah pandemi tentunya membutuhkan adaptasi terhadap rutinitas sehari-hari.

Masa transisi bisa menjadi tantangan pengasuhan tersendiri bagi orang tua karena anak mulai kembali beraktivitas di luar rumah.

Nadya Pramesrani, M.Psi, Psikolog Keluarga di Rumah Dandelion mengatakan, peran orang tua sangatlah penting untuk membantu anak senyaman mungkin beradaptasi dalam situasi setelah pandemi.

"Penyesuaian diri yang nyaman dapat mengurangi rasa stres pada orang tua dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak," katanya pada sesi virtual "Bebelac Hari Anak Hebat Nasional",(21/7/2022).

Ia melanjutkan, ada lima tantangan mengasuh anak saat memasuki masa transisi pasca pandemi yang perlu diketahui para orang tua.

1. Anak menempel pada orang tua

Tantangan pertama adalah anak tidak mau berpisah dengan orang tua, sebab mereka takut untuk berinteraksi dengan dunia luar.

"Anak menjadi sangat cemas, mereka jadi takut untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada juga yang responsnya cukup ekstrem," kata Nadya.

2. Anak takut bertemu orang baru

Baca Juga: Psikolog Ungkap Dua Aspek Keterlambatan Perkembangan Anak di Masa Pandemi

Kurangnya stimulasi pada aspek perkembangan sosial emosional pada anak dapat memicu rasa tidak nyaman bertemu orang baru.

"Karena keterlambatan perkembangan sosial emosional, anak menjadi takut bertemu orang baru atau anggota keluarga yang lama tidak ditemui," imbuhnya.

3. Penurunan aktivitas fisik

Selama pandemi, anak-anak lebih sering bermain di dalam rumah dan bermain gawai alih-alih beraktivitas di luar rumah,

"Penurunan aktivitas fisik yang diiringi dengan peningkatan screen time akan mengurangi kesempatan anak bermain di luar ruangan," tutur Nadya.

4. Perilaku dan suasana hati yang buruk

Adanya keterlambatan sosial dan emosional membuat suasana hati 'anak-anak generasi pandemi' mudah berubah-ubah.

"Secara emosi, anak-anak pandemi lebih mudah rewel dan badmood. Mereka sulit mengelola emosinya dan sulit balik ke happy mood," lanjutnya.

5. Hiperaktif dan kurang fokus

Terakhir, tantangan pengasuhan anak pada mas transisi adalah fisik yang hiperaktif dan sulit berkonsentrasi.

"Anak-anak pandemi lebih hiperaktif, tapi tidak ada tujuannya. Mereka juga sulit fokus, yang biasanya empat sampai tujuh menit, mereka cuma dua menit," kata Nadya.

Ada beragam kiat yang dapat dilakukan orang tua dalam memulai kebiasaan baru memasuki pasca pandemi, salah satunya menerapkan rutinitas yang teratur.

Dengan begitu, anak akan lebih memahami batasan dalam berperilaku, mampu mengendalikan diri, memiliki sikap disiplin, dan mandiri ya, Kawan Puan. (*)

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 6 Tahap Perkembangan Sosial Anak Berdasarkan Usia

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja