Bayi Prematur dan Berat Lahir Rendah Tingkatkan Risiko Stunting

Ericha Fernanda - Rabu, 27 Juli 2022
Bayi prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR) termasuk risiko tinggi terjadinya stunting.
Bayi prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR) termasuk risiko tinggi terjadinya stunting. metinkiyak

"Tahun 2021, berdasarkan Survey Status Gizi Balita Indonesia angka prevalensi stunting turun menjadi 24,4% artinya hampir 1 dari 4 balita Indonesia mengalami stunting," katanya saat konferensi pers, (25/7/2022).

Meski terjadi penurunan, lanjut dr. Erna, angka tersebut masih jauh dari target pemerintah yaitu 14% di tahun 2024 sehingga perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan stunting.

Upaya Mencegah Stunting

dr. Erna mengatakan bahwa penurunan stunting merupakan 1 dari 9 program kesehatan prioritas nasional.

"Berdasarkan hal itu, upaya mencegah stunting dilakukan melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif," imbuhnya.

Intervensi spesifik utamanya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dan bahkan jauh sebelum ibu hamil.

Sedangkan, intervensi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan yang mendukung penurunan stunting dan dikoordinasikan oleh BKKBN.

dr. Erna menyebutkan ada beberapa intervensi spesifik untuk mencegah stunting, antara lain:

Baca Juga: Tak Hanya Dibebankan Pada Perempuan, Pria Ber-KB Itu Keren, Penting untuk Merencanakan Kehamilan dan Mencegah Stunting

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Bayi Prematur dan Berat Lahir Rendah Tingkatkan Risiko Stunting