Masyarakat Sumerian zaman dulu menggunakan bahan alami seperti sari buah, tanah liat hingga serangga untuk mewarnai bibir mereka.
Sementara masyarakat Mesir Kuno juga dikenal dengan pewarna bibir mereka. Warna yang biasa dikenakan pada bibir juga beragam, mulai dari ungu hingga hitam.
Jika masyarakat Sumerian menggunakan bahan-bahan alami, masyarakat Mesir Kuno justru menggunakan bahan-bahan yang cukup berbahaya untuk mewarnai bibir.
Mereka menggunakan bahan-bahan seperti campuran bromine man-nite hingga iodin yang bisa memicu penyakit hingga kematian.
Lipstik Pernah Jadi Simbol Prostitusi
Selain simbol status sosial, lipstik juga pernah diasosiasikan sebagai simbol prostitusi, lo, Kawan Puan.
Di zaman Kerajaan Yunani, penggunaan pewarna bibir identik dengan pelaku prostitusi. Di mana saat itu, peraturan pelaku prostitusi diwajibkan mengenakan lipstik warna gelap.
Selain itu, bagi pemeluk kepercayaan Kristiani di masa itu, pihak gereja melarang pemakaian makeup terutama lipstik. Pasalnya warna merah pada lipstik diidentikkan dengan warna kejahatan dan berhubungan dengan pemujaan setan.
Tak habis akal, perempuan di masa itu membuat salep bibir yang ditambahkan sedikit pewarna, sehingga membuat penampilan lebih segar dan bibir yang tidak terlalu merah.
Baca Juga: Agar Bibir Tidak Kering, Hindari 6 Kesalahan Pakai Lipstik Berikut