Sebenarnya, Sella diisi dengan cairan serebrospinal (CSF), yaitu cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Akibat Empty Sella Syndrome, CSF telah bocor ke dalam Sella dan kemudian memberi tekanan pada kelenjar pituitari.
Kondisi inilah yang menyebabkan kelenjar pituitari menyusut atau rata.
Ada dua jenis Empty Sella Syndrome, yaitu primer dan sekunder.
Empty Sella Syndrome primer terjadi ketika salah satu lapisan yang menutupi bagian luar otak menonjol ke dalam Sella dan menekan kelenjar pituitari.
Sementara itu, Empty Sella Syndrome sekunder terjadi ketika Sella kosong karena kelenjar pituitari telah rusak karena tumor, operasi, trauma, dan terapi radiasi.
Gejala Empty Sella Syndrome
Umumnya, Empty Sella Syndrome tidak bergejala. Jika ada gejala, mungkin termasuk:
- Masalah ereksi
- Sakit kepala
- Menstruasi tidak teratur atau tidak ada
- Penurunan atau tidak ada keinginan untuk berhubungan seks (libido rendah)
- Kelelahan atau energi rendah
- Keluarnya puting susu.
Sebagai tambahan, diagnosis Empty Sella Syndrome paling sering ditemukan selama MRI atau CT scan kepala dan otak.
Nah, itulah penyebab dan gejala Empty Sella Syndrome seperti yang diidap Ruben Onsu ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Mudah Dilakukan! Ini 5 Aktivitas yang Bisa Jaga Kesehatan Otak
(*)