Parapuan.co - Tak sedikit masyarakat menganggap bedah plastik sebagai prosedur untuk mengubah bentuk tubuh demi estetika saja.
Tak hanya itu, bedah plastik sering dikaitkan dengan paras menawan dan bentuk tubuh ideal para selebriti.
Akibat stigma tersebut, masyarakat kerap memandang bedah plastik secara negatif tanpa tahu prosedur medis sebenarnya.
Lantas, benarkah bedah plastik hanya untuk estetika saja?
Spesialis Bedah Plastik, Rekonstruksi, dan Estetika di Klinik Plasthetic, dr. Vania Aramita Sari, SpBP-RE, menjelaskan apa itu bedah plastik secara medis.
"Stigma tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa diarahkan dengan edukasi dan saling mendukung antar sesama," katanya di Arisan Parapuan Episode 16: Perempuan Bebas Memilih, Yakin?, (29/7/2022).
Menurut dr. Vania, ahli bedah plastik di Indonesia masih sedikit dan banyak masyarakat yang belum memahami apa itu bedah plastik.
Bedah plastik adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada perbaikan jaringan tubuh atau kulit yang rusak dan cacat akibat kondisi tertentu.
"Sebenarnya bedah plastik artinya luas, tidak terbatas hanya estetika. Tapi juga fokus pada hal lainnya, misalnya kecacatan lahir," jelasnya.
Baca Juga: Kebutuhan Perawatan Kecantikan oleh Ahli Kian Meningkat, Plasthetic Clinic Buka Cabang Baru
Ia mengatakan, bedah plastik juga termasuk kebebasan perempuan dalam memilih bagaimana mereka merawat dirinya.
"Terkait estetika, bedah plastik adalah kebebasan perempuan dalam treat herself. Kita tidak bisa menilai orang yang yang melakukan bedah plastik estetika," imbuhnya.
Meningkatkan kualitas hidup
dr. Vania menyebut, bedah plastik bukan sebatas memancungkan hidung atau demi kecantikan saja, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup.
Ia mencontohkan, bedah plastik dilakukan oleh perempuan berpayudara besar lantaran mengganggu aktivitas dan kesehatannya.
"Payudara besar dapat mengganggu secara tampilan dan postur tulang belakang, yang memicu bungkuk. Lipatan payudaranya iritasi dan tidak percaya diri saat olahraga," tuturnya.
Setelah dilakukan bedah plastik, perempuan tersebut bisa meningkatkan kualitas hidupnya dari segi tampilan maupun kesehatannya.
Selain itu, lanjut dr. Vania, bedah plastik juga bermanfaat untuk mengembalikan anatomi tubuh guna mencegah terjadinya masalah kesehatan di masa depan.
Ia mencontohkan lagi, seorang perempuan melahirkan secara normal lebih dari tiga kali dan merasa vaginanya kendur.
"Akibat vagina kendur, seorang perempuan bisa mengalami inkontinensia urine atau sulit menahan buang air kecil di masa tua," katanya.
Untuk mengatasinya, maka dilakukan vaginoplasty atau prosedur bedah vagina untuk mengembalikan kekencangan otot vagina.
"Vaginoplasty juga bertujuan untuk mencegah inkontinensia urine saat tua nanti, khususunya usia di atas 65 tahun," jelas dr. Vania.
Kesimpulannya, bedah plastik tidak terbatas pada estetika saja, tetapi juga mengembalikan fungsi dan anatomi tubuh ya, Kawan Puan. (*)
Baca Juga: 3 Penyebab Vagina Kendur dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter Obgyn