Parapuan.co - Bullying pada anak merupakan tindakan perundungan bahkan kekerasan yang tidak bisa diterima oleh semua pihak.
Selain fisik, bullying juga dapat berdampak pada kesehatan mental anak seperti ketakutan, stres, trauma, dan depresi.
Sayangnya, tidak mudah bagi anak untuk berbagi cerita tentang pengalaman traumatis itu kepada orang lain, termasuk orang tua.
Adanya kecemasan, harga diri rendah, takut, dan tertekan bisa menjadi alasan anak bungkam tentang bullying yang dialaminya.
Selain itu, berikut alasan anak tidak mau cerita tentang bullying yang dialaminya ke orang tua, melansir Times of India:
1. Takut Memperburuk Keadaan
Anak korban bullying ingin mencari bantuan, tetapi pikiran tentang bagaimana orang tua bereaksi atau memperbaiki keadaan bisa membuat mereka semakin takut.
Anak merasa tak berdaya dan ketakutan akan pembalasan pengganggu mereka jika orang tua ikut campur untuk mengatasinya.
Inilah sebabnya anak korban bullying berjuang sendirian, serta membiarkan masalahnya berlalu dengan sendirinya.
Baca Juga: Orang Tua Harus Tahu, Ini 3 Cara Mendampingi Anak Korban Bullying
2. Merasa Malu
Pelaku bullying sering kali merasa berkuasa, sedangkan korban bullying merasa lemah dan malu karena tidak bisa mengatasinya.
Dalam kasus tertentu, anak-anak mungkin dirundung karena penampilan fisik, prestasi, atau kondisi ekonomi keluarganya.
Selain itu, mereka mungkin menjadi sasaran bullying karena kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu.
Karena merasa malu kekurangannya diungkit-ungkit, anak korban bullying enggan bercerita kepada orang tuanya.
3. Keinginan untuk Diterima
Korban bullying memiliki keinginan yang kuat untuk diterima, menyesuaikan diri, dan menjadi bagian dari kelompok pertemanan.
Itulah sebabnya anak-anak tidak pernah memberi tahu orang tuanya mengenai usahanya dalam berteman.
Demikian beberapa alasan anak tidak mau cerita tentang bullying yang dialaminya ke orang tua ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu! Ada 4 Jenis Bullying yang Bisa Menyerang Anak