Dengan begitu, skor SAT tak lagi semata-mata menjadi tolok ukur, namun juga kegiatan ekstrakurikuler dan pengalaman kepemimpinan.
“Siswa yang tidak mencantumkan aktivitas ekstrakurikuler dan pengalaman kepemimpinan dalam aplikasinya akan sulit dipertimbangkan masuk ke universitas AS manapun, apalagi Ivy League,” lanjut Daniel.
Lewat ekstrakulikuler, dapat terlihat bagaimana siswa mampu mempertahankan minatnya secara konsisten.
Senada dengan Daniel, Country Manager Crimson Education Indonesia, Vanya Sunanto, menekankan bahwa siswa setidaknya harus memiliki satu kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
“Kegiatan tersebut juga perlu menjadi fokus sejak dini, karena konsistensi adalah kunci untuk membangun profil ekstrakulikuler yang kuat dan secara simultan mencerminkan karakter kepemimpinan siswa,” pungkasnya dalam kesempatan yang sama.
Namun di samping itu, selain ekstrakulikuler, siswa juga bisa mengisi kalender mereka dengan berbagai kegiatan lainnya.
Untuk membuat pihak universitas terkesan, triknya adalah untuk menemukan minat yang menampilkan keragaman dan juga menunjukkan kecondongan.
Kecondongan ini menjadi penting untuk menunjukkan kamu tak hanya aktif di beberapa bidang berbeda, tetapi juga berprestasi dalam suatu bidang tertentu.
Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk berkontribusi dan membuat perbedaan di luar ranah akademis, misalnya mengikuti kegiatan olahraga, filantropi, kewirausahaan, atau kompetisi.
Baca Juga: Tanpa Batas Usia, 5 Beasiswa S2-S3 Ini Tawarkan Biaya Kuliah dan Biaya Hidup Gratis