Parapuan.co - Kawan Puan, anak-anak bisa saja berpikir bahwa perlombaan adalah persaingan sengit yang sudah pasti harus dimenangkan.
Alhasil ketika kalah, mereka mungkin akan kecewa dan menganggap saingan yang menang sebagai lawan.
Tak jarang, anak-anak masih menganggap pesaing sebagai lawan, bahkan setelah perlombaan berakhir.
Kalau sudah seperti itu, apa yang bisa orang tua lakukan? Bisakah Kawan Puan menjelaskannya tanpa membuat anak merasa disalahkan?
Berikut cara mengomunikasikan tentang persaingan sehat di perlombaan kepada anak sebagaimana dikutip dari Very Well Family!
1. Mengenali Berbagai Tujuan dari Suatu Kompetisi
Ada beberapa situasi kompetitif yang tujuan utamanya adalah mendapatkan kemenangan, misalnya olimpiade.
Namun untuk perlombaan 17 Agustusan, terkadang menang bukanlah tujuan utama.
Kebanyakan perlombaan di daerah-daerah atau kampung-kampung di momen 17 Agustus adalah untuk seru-seruan dan menjalin silaturahmi.
Baca Juga: 3 Cara Menghindari Rasa Iri dan Persaingan dengan Teman, Salah Satunya Kolaborasi
Nah, sebagai orang tua kamu mesti tahu bahwa tujuan anak ikut sebuah lomba bukan cuma untuk menang.
Akan tetapi, ada tujuan lainnya seperti mendapatkan pengalaman, berani tampil di depan umum, mencari banyak teman, dan sebagainya.
Dengan begitu, anak bisa menerima kekalahan dan tidak menjadikan kemenangan sebagai fokus utama karena itu hanya akan menciptakan lingkungan yang tidak sehat.
2. Alihkan Fokus pada Hal Baik yang Sudah Dilakukan Anak
Alih-alih hasil perlombaan menang atau kalah, fokuskan pada apa yang bisa dikendalikan oleh anak.
Tunjukkan pada mereka apa yang telah dilakukannya dengan baik selama mengikuti kompetisi.
Misalnya dengan mengatakan, "Walau kalah, kamu sudah berlari lebih cepat dibandingkan saat latihan. Itu bagus."
3. Ingatkan Bahwa Kegagalan adalah Bagian dari Kesuksesan
Ketika anak gagal, ingatkan padanya bahwa kegagalan merupakan bagian dari proses menuju kesuksesan.
Biarkah ia mengalami kegagalan, ajarkan caranya pulih, dan belajar dari kegagalan tersebut.
Berikan juga semangat kepada anak supaya mereka tidak takut melanjutkan dan berkompetisi kembali di masa depan.
Rasa takut mereka akan mengecewakan orang tua terkadang membuat anak enggan mencoba hal-hal baru.
4. Beri Kasih Sayang Tanpa Syarat
Hindari memberikan sebuah syarat kepada anak untuk mendapatkan pujian dan kasih sayangmu.
Jangan sampai anak merasa tidak dicintai hanya karena tidak memenangkan kompetisi.
Anak-anak harus selalu merasa dicintai tanpa syarat, bahkan ketika mereka mengalami kekalahan.
Nah, itulah tadi beberapa cara mengajarkan anak tentang persaingan yang sehat.
Semoga informasi di atas berguna bagi Kawan Puan yang sudah jadi ibu, ya!
Baca Juga: Waspadai Frenemy, Ini 9 Tanda Teman Berusaha Bersaing Denganmu
(*)