"Untuk di teknologi, sebenarnya juga tergantung dengan industri teknologinya seperti apa, karena itu akan berbeda. Misalnya di industri financial technology, itu bisa lebih tinggi (peran perempuannya), bisa sampai 80 persen," jelas Windy.
Di sisi lain, di sektor properti misalnya, bisa saja perempuan memiliki persentase keterlibatan yang berbeda dengan sektor fintech.
“Tapi kalau di sektor properti, surprisingly saat ini aku dengar sudah ada beberapa startup di sana yang CEO-nya perempuan, jadi itu menunjukkan di sana mungkin di sana keterlibatan perempuan bukan 80 persen tapi bisa saja 65 sampai 70 persen,” tuturnya mencontohkan.
Walaupun beberapa sektor di industri teknologi sudah melibatkan lebih banyak perempuan, namun ia mengatakan bahwa industri ini membutuhkan lebih banyak lagi perempuan, khususnya di jajaran kepemimpinan.
“Kalau kita melihat adanya kebutuhan dari adanya perempuan di teknologi, tentunya sangat besar (dibutuhkan),” kata Windy.
Pasalnya, saat ini tak sedikit perempuan yang juga memiliki keterampilan di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM).
Selain itu, Windy menilai sikap empati yang dimiliki perempuan secara tak langsung dapat membawa pengaruh yang besar.
“Bisa jadi insight yang ditemukan oleh perempuan karena dia bisa berempati dengan user, itu menjadi backbone untuk riset teknologi, itu bisa jadi impact-nya besar,” tambah Windy.
Baca Juga: 6 Perempuan Paling Berpengaruh di Bidang Teknologi, Ada CEO Youtube hingga Facebook
“Jadi peran perempuan memang masih bisa ditingkatkan dari segi representasi, cuma jangan sampai kita melihat bahwa peran atau potensi itu kecil dari representasi itu,” tutupnya. (*)