Setelah lebih dari dua tahun meniti karier di Gojek, Windy Natriavi kemudian memutuskan untuk meninggalkan perusahaan ride-hailing tersebut dan mendirikan sendiri perusahaan startup-nya.
Adalah AwanTunai, perusahaan financial technology (fintech) yang memberikan pembiayaan kepada para supplier dan pedagang kelontong di Indonesia.
Dalam wawancara bersama PARAPUAN, alumnus Universitas Indonesia itu mengaku fokus pada sektor fintech karena ingin mendukung masyarakat, untuk bisa mencapai financial independence atau kemandirian finansial.
“Tahun 2017, fintech itu masih sangat kecil. Alasan aku kenapa pindah ke fintech sebenarnya karena sebagai human being yang ada di dunia, kita membutuhkan kapital untuk bisa survive, financial independence atau kemandirian secara finansial itu menjadi hal yang sangat penting,” ujar Windy Natriavi, Rabu (10/8/2022).
Keterbatasan akses pendanaan untuk pedagang kelontong saat itu membuat ia dan dua rekannya, Dino Setiawan dan Rama Notowidigdo, tergerak untuk membangun AwanTunai.
“Jadi dari situ, aku merasa ini sebenarnya align (dengan tujuanku), apalagi AwanTunai bergerak di FMCG, di wholesalers dan merchants, di mana toko kelontong, grosir, warung, itu, kan, banyak yang perempuan,” lanjutnya.
Berbekal dari pengalamannya di Gojek dan keinginan untuk mendukung perempuan agar bisa mandiri secara finansial, ia pun mendirikan AwanTunai sebagai Co-Founder dan Chief Product Officer.
Tantangan Bekerja di Industri Teknologi
Walaupun kini sudah menduduki posisi kepemimpinan, perempuan yang pernah masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia pada tahun 2019 itu tak lepas dari berbagai tantangan.
Baca Juga: Perjalanan Karier Cipluk Carlita, Head of Communications Asia Tenggara Twitter