Parapuan.co - Dalam berinvestasi, ada banyak sekali istilah yang mungkin masih asing di telinga investor pemula, namun penting untuk dipahami.
Salah satunya adalah diversifikasi investasi yang perlu diketahui oleh setiap investor untuk meminimalisir risiko dalam berinvestasi.
Melansir Investopedia, diversifikasi sendiri memiliki arti strategi manajemen risiko, di mana investor memberikan variasi pada portofolio investasinya.
Dengan kata lain, Kawan Puan sebagai investor menempatkan dana investasi di sejumlah instrumen dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Karakteristik yang dimaksud, dikutip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), misalnya adalah terkait potensi imbal hasil, likuiditas, dan risikonya.
Pasalnya, setiap instrumen investasi tentu akan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari saham, reksadana, obligasi, dan sebagainya.
Diversifikasi portofolio tersebut mencakup berbagai jenis aset dan instrumen investasi, dengan tujuan untuk mengurangi risiko terhadap aset tertentu dan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari investasi jangka panjang.
Meskipun berinvestasi tak bisa lepas dari risiko kerugian, namun diversifikasi portofolio bisa dibilang dapat membantu menetralisir jika terjadi kinerja negatif pada portofolio.
Caranya adalah instrumen investasi yang mengalami kerugian tersebut akan dinetralkan oleh kinerja positif yang membawa keuntungan dari instrumen investasi lainnya.
Baca Juga: Benarkah Generasi Muda akan Lebih Sulit Mencapai Tujuan Finansial? Ini Kata Pakar
Jadi, ketika ada masalah ekonomi atau krisis keuangan sekalipun yang memengaruhi instrumen investasi tertentu, kamu masih memiliki portofolio dengan kinerja positif sebagai pertahanan.
Artinya, selain bagus untuk mencegah masalah keuangan jika kamu mengalami kerugian, diversifikasi investasi bisa membantu memperoleh lebih banyak keuntungan.
Strategi Diversifikasi Portofolio Investasi
Investor sering kali mendiversifikasi dana investasi mereka ke seluruh kelas aset dan menentukan persentase untuk dana yang ingin dialokasikan pada masing-masing instrumen.
Seperti disebutkan sebelumnya, setiap kelas aset atau instrumen investasi memiliki rangkaian risiko dan peluang yang berbeda-beda.
Berikut ini rincian kelas aset yang bisa Kawan Puan pertimbangkan untuk mendiversifikasi portofolio investasi kamu.
- Saham atau ekuitas di perusahaan publik.
- Obligasi, instrumen utang pendapatan tetap pemerintah dan perusahaan.
- Real estate berupa tanah, bangunan, sumber daya alam, pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Baca Juga: OCBC NISP Financial Fitness Index 2022: 78 Persen Anak Muda Tak Paham Produk Investasi
- Dana yang diperdagangkan di bursa, seperti komoditas, sekuritas, dan lainnya.
- Komoditas, barang dasar yang diperlukan untuk produksi produk atau jasa lain.
- Kas berupa investasi jangka pendek dan berisiko rendah.
Menyebarkan dana investasi ke sejumlah instrumen sekaligus dapat membantumu agar portofolio investasi tetap aman dan terkendali.
Di sisi lain, lewat diversifikasi investasi, investor juga bisa mengeksplorasi berbagai instrumen investasi.
Hanya saja memang, ini juga berarti kamu membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengelola semua portofolio tersebut.
Kawan Puan itulah sedikit penjelasan mengenai diversifikasi investasi yang penting untuk diterapkan oleh setiap investor.
Dalam berinvestasi kamu sebaiknya jangan hanya fokus pada satu instrumen saja, ya.
Sebab, menciptakan portofolio yang beragam bisa meningkatkan potensi keuntungan dan meminimalisir kerugian. (*)
Baca Juga: Gaji UMP Rp1,8 Jutaan? Kamu Tetap Bisa Investasi di 3 Produk Ini