Regis Machdy, penulis Loving the Wounded Soul yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, berusaha memberi kesadaran baru bahwa pencarian kebahagiaan tidak sesederhana meraih segala sesuatu di dunia, seperti yang dimaksudkan Aristoteles.
Pun untuk pasrah dan legawa dalam menerima keadaan, seperti cita-cita mulia kaum Stoik, bukan hal yang serta-merta bisa dilakukan dengan mudah.
Dalam buku Loving the Wounded Soul tersebut, terdapat beberapa cara agar bisa kembali merasakan bahagia. Apa saja?
Menumbuhkan Cinta pada Jiwa yang Terluka
Ada dua hal penting yang menurut saya menarik dari Loving the Wounded Soul. Pertama, psikologi yang menyelamatkan.
Dalam buku ini, Regis Machdy berangkat dari pengalamannya sendiri mencari kebahagiaan.
Dalam kasus Regis, mencari bahagia sama dengan melawan depresi berat yang menghantuinya sejak remaja.
Regis sempat 42 kali bolak-balik ke psikolog dan psikiater untuk sembuh dan bangkit dari keterpurukan.
Baca Juga: Mengucapkan Selamat Pagi pada Diri Sendiri Bisa Naikkan Semangat, Kok Bisa?