Parapuan.co - Gaji adalah bentuk apresiasi paling mendasar yang diberikan kepada seseorang karena telah melakukan suatu pekerjaan.
Barangkali, bisa dibilang tidak ada orang yang akan mau mengerjakan sesuatu kalau tidak dibayar.
Besaran gaji berbeda-beda untuk setiap jenis pekerjaan, wilayah, dan kemampuan dari suatu unit atau perusahaan atau organisasi/lembaga.
Gaji dianggap banyak atau sedikit bergantung pada siapa yang menerima dan digunakan untuk apa saja.
Umumnya, gaji yang lebih kompetitif akan mampu menarik talenta yang lebih baik dan menghasilkan output yang lebih baik pula.
Terlepas dari itu, pernahkah Kawan Puan memikirkan mengapa gaji adalah hal yang penting?
Kalau belum, tidak ada salahnya kamu mengetahui pentingnya gaji bagi seseorang yang bekerja, loh.
Ada dua teori psikologi dari Abraham Maslow dan Frank Herzberg yang menjelaskan mengapa gaji sangat penting dalam menjaga kepuasan karyawan di tempat kerja.
Bagaimana penjelasannya? Simak keterangan di bawah ini sebagaimana dikutip dari bizfluent.com!
Baca Juga: Baru Gajian? Ini 5 Tips Hemat Membuat Anggaran Keuangan Bulanan
Gaji dan Motivasi
Sebelum ke teori psikologi dari masing-masing pakar di atas, ketahui dulu bahwa gaji ada hubungannya dengan motivasi.
Kebanyakan ahli setuju bahwa gaji yang wajar untuk pekerjaan tertentu diperlukan untuk menarik dan mempertahankan karyawan.
Sebagian perusahaan bahkan menawarkan gaji plus komisi atau komisi langsung untuk memotivasi karyawannya.
Dalam hal ini, gaji bisa saja bukan cuma sebagai alat retensi, tetapi juga berguna untuk memotivasi kinerja karyawan.
Teori Psikologi Abraham Maslow Tentang Gaji
Abraham Maslow menjelaskan mengenai standar dalam psikologi kebutuhan manusia, di mana ada lima kebutuhan dasar.
Di antaranya kebutuhan fisiologis, keselamatan dan keamanan, kepemilikan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
Nah, kebutuhan fisiologis ini meliputi gaji, karena dibutuhkan untuk membeli makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Baca Juga: Dana Pensiun Perlu Disiapkan Sejak Terima Gaji Pertama, Begini Menghitungnya
Barulah setelahnya, seseorang membutuhkan keselamatan dan keamanan yang untuk memperolehnya, gaji juga diperlukan.
Untuk kebutuhan tingkat tinggi seperti penghargaan dan aktualisasi diri, Maslow menyebutnya bisa saja berkorelasi dengan gaji.
Akan tetapi, dalam hal ini perspektif gaji yang tinggi berfungsi untuk mendorong rasa harga diri dan pencapaian yang lebih kuat.
Teori Psikologi Frank Herzberg Tentang Gaji
Frack Herzberg mengungkap teori dua faktor berdasarkan studi sikap kerja terhadap 200 akuntan dan insinyur.
Secara umum, teori dua faktor ini memvalidasi teori kebutuhan dari Maslow, tetapi mengkonsolidasi lima tingkat kebutuhan dalam dua kategori faktor.
Faktor pertama, yaitu kebersihan atau pemeliharaan hampir sesuai dengan kebutuhan fisiologis dan keamanan dari Maslow.
Sedangkan untuk faktor kedua, yakni motivasi cenderung selaras dengan kepemilikan, penghargaan, dan aktualisasi diri.
Jika perusahaan mengikat faktor-faktor itu dengan struktur pembayaran, mereka mungkin lebih banyak menggunakan gaji untuk mendorong peningkatan kinerja karyawan.
Kesimpulannya, gaji menjadi penting apabila mampu memotivasi karyawan meningkatkan kinerjanya dalam melakukan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Apabila kinerja karyawan meningkat, maka secara tidak langsung akan memberikan dampak positif terhadap kemajuan perusahaan.
Bagaimana? Kawan Puan sudah tahu kalau gaji tidak hanya penting untuk memenuhi kebutuhanmu saja, tapi juga berdampak untuk perusahaan bukan?
Baca Juga: 3 Tips Hemat Sederhana untuk Raih Kebebasan Finansial dengan Gaji UMR
(*)