Misalnya anak terjatuh dan lututnya lecet, kamu bisa mengatakan, "Kamu terluka. Kita obati, ya, mungkin akan sedikit sakit."
Usahakan tidak menyalahkan atau memarahi anak, meski penyebab mereka terluka mungkin karena tidak mendengarkanmu.
5. Memvalidasi
Memvalidasi perasaan sendiri saja terkadang sulit bagi orang dewasa, apalagi memvalidasi perasaan anak.
Meski begitu, kamu harus melakukannya supaya anak dapat mengenali dan membedakan emosinya sendiri.
Semisal ia sedang sedih karena ayah tidak di rumah, ucapkan saja, "Kamu sedih ya hari ini enggak bisa bermain dengan ayah karena ayah lembur?"
6. Memperhatikan
Saat bersama anak, hadirlah secara utuh untuk mendampinginya dan jadilah orang tua yang penuh perhatian.
Bila perlu, perhatikan detail-detail kecil di sekitar, lalu deskripsikan pada anak tentang situasi tertentu.
Contohnya ada suara pesawat terbang, kamu bisa mengatakan, "Adek dengar tidak? Itu suara pesawat terbang. Lihat, itu pesawatnya."
Di situasi seperti itu, kamu bisa sekaligus mengenalkan pada anak mengenai benda-benda atau sesuatu di sekitarnya.
Kalau Kawan Puan sudah mempraktekkan cara berkomunikasi yang mana pada anakmu, nih?
Baca Juga: Buat Menyenangkan, Ini 5 Cara Sederhana Ajarkan Anak Balita Berhitung
(*)