Perempuan Wajib Tahu, Ini 3 Masalah Siklus Menstruasi yang Harus Diwaspadai

Maharani Kusuma Daruwati - Senin, 29 Agustus 2022
Mengenal masalah siklus menstruasi
Mengenal masalah siklus menstruasi Freepik

Parapuan.co - Perempuan mengalami siklus bulanan yang disebut menstruasi atau haid.

Lapisan rahim rusak dan meninggalkan tubuh melalui vagina. Ini memiliki berbagai efek pada sistem reproduksi dan organ lainnya.

Mentruasi pertama biasanya dialami perempuan saat usia muda, yaitu di antara 8 hingga 15 tahun. Siklus menstruasi pertama mungkin sangat tidak teratur. 

Kebanyakan perempuan akan melihat menstruasi mereka berulang setiap 28 hari. Namun, siklus 21 hingga 35 hari juga normal pada perempuan dewasa.

Anak perempuan di atas usia 13 tahun dapat mengalami siklus yang lebih tidak teratur yang berkisar antara 21 hingga 45 hari.  Hal ini dipengaruhi oleh hormon yang mengatur siklus ini.

Periode menstruasi biasanya berlangsung antara 3 hingga 7 hari, dan jumlah kehilangan darah dapat bervariasi.

Mereka dapat berkisar dalam tingkat keparahan antara ringan, sedang, dan berat.

Sindrom Pramenstruasi

Beberapa perempuan melaporkan merasakan gejala sindrom pramenstruasi (PMS). Kondisi yang sangat umum ini dapat mencakup gejala seperti:

Baca Juga: Siklus Menstruasi Lebih dari 40 Hari, Normalkah? Ini Penjelasannya

  • Perubahan suasana hati yang cepat
  • Insomnia
  • Pusing
  • Kembung
  • Penarikan sosial
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kelembutan payudara
  • Kelelahan

Gejala-gejala ini dapat bervariasi dalam tingkat keparahan.

Gejala lain mungkin termasuk nyeri sendi atau otot, sakit kepala, retensi cairan, sembelit, dan diare.

PMS dapat disebabkan oleh perubahan kadar hormon atau serotonin.

Gangguan Disforia Pramenstruasi

Beberapa perempuan mengalami bentuk PMS yang parah yang dikenal sebagai gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD). Ini dapat menyebabkan gejala berikut:

  • Depresi
  • Perubahan suasana hati
  • Amarah
  • Kecemasan
  • Perasaan terbebani
  • Kesulitan konsentrasi
  • Sifat lekas marah
  • Ketegangan

Jika mengalami hal ini, Kawan Puan harus berbicara dengan dokter untuk evaluasi dan pengobatan jika mereka merasa mengalami PMDD. Depresi mungkin menjadi penyebab yang mendasarinya.

Masalah Siklus Menstruasi

Baca Juga: Aman Digunakan Perempuan Indonesia, Ini Dia Rekomendasi Pembalut Organik Lokal

Perempuan terkadang mengalami masalah atau ketidakteraturan dalam siklus menstruasi mereka.

Mengutip dari Medical News Today, berikut ini masalah umum yang sering dialami perempuan saat menstruasi.

1. Amenore

Kondisi ini mengacu pada tidak adanya siklus menstruasi selama setidaknya 90 hari.

Faktor penyumbang periode amenore antara lain kehamilan, menyusui, gangguan makan, olahraga berlebihan, dan stres.

2. Dismenore

Kondisi ini terkadang merupakan nyeri haid yang parah. 

Kemungkinan penyebabnya termasuk fibroid rahim, endometriosis, dan kadar hormon prostaglandin yang berlebihan.

3. Pendarahan Rahim Abnormal

Istilah ini mencakup pendarahan vagina yang tidak dianggap normal selama periode menstruasi.

Ini mungkin termasuk perdarahan di antara periode atau setelah berhubungan seks, bercak vagina apa pun, perdarahan menstruasi yang luar biasa berat atau berkepanjangan, dan perdarahan pascamenopause.

Pada awal kehamilan, beberapa perempuan juga akan mengalami apa yang disebut dengan pendarahan implantasi, akibat menempelnya embrio pada dinding rahim. Pendarahan implantasi dapat terjadi sekitar 10 hingga 14 hari setelah pembuahan.

Pendarahan implantasi terjadi sebagai bercak coklat muda dan bukan aliran merah cerah khas dari periode menstruasi. Pendarahan implantasi berumur pendek dan, bagi kebanyakan perempuan, tidak memerlukan pengobatan.

Kapan harus ke dokter?

Beberapa kondisi medis dapat mempengaruhi siklus menstruasi, termasuk penyakit ovarium polikistik, fibroid rahim, dan endometriosis.

Penting untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan jika gejalanya menimbulkan kekhawatiran.

Indikasi untuk berbicara dengan dokter tentang suatu periode meliputi:

  • Perdarahan uterus abnormal.
  • Setiap perdarahan pascamenopause.
  • Tidak mengalami menstruasi pada usia 15 tahun atau dalam 3 tahun perkembangan payudara.
  • Tidak ada aliran menstruasi selama lebih dari 90 hari.
  • Perdarahan tidak teratur antar periode.
  • Perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari.
  • Periode menstruasi terjadi lebih sering atau kurang dari setiap 21 hari.
  • Perdarahan vagina berat yang membutuhkan penggantian tampon atau pembalut setiap 1 hingga 2 jam.
  • Nyeri haid yang parah.
  • Tanda-tanda sindrom syok toksik, infeksi bakteri yang lebih sering dikaitkan dengan penggunaan tampon.

Nah, itu dia beberapa serba-serbi menstruasi yang wajib diketahui perempuan.

Baca Juga: Mengganggu Kesehatan Reproduksi Perempuan, Apa Itu Menoragia?

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Pelaku Usaha Perlu Naikkan Harga Dampak PPN 12 Persen, Lakukan Ini pada Konsumen