Parapuan.co - Perasaan cemas menjadi hal yang wajar dihadapi seseorang, terutama jika sedang berhadapan dengan masalah.
Berdasarkan siaran pers yang PARAPUAN terima dari Stress Management Indonesia pada Sabtu (03/09/2022), jika perasaan cemas itu muncul terus- menerus, bisa jadi menjadi tanda kalau seseorang mengalami gangguan kecemasan.
Data dari Deloitte tahun 2022, millenial dan gen Z tercatat sebagai orang-orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi.
Bahkan tingkat kecemasan milenial dan gen Z lebih tinggiilmdibanding Baby Boomers dan Gen X sejak pandemi Covid19.
Sejak 2020, hasil perbandingan rata-rata persentase milenial dan gen Z berdasarkan gender menunjukkan para perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
Di mana milenial perempuan yang mengalami tingkat kecemasan sebesar 44,3 persen, sementara laki-laki 37,6 persen.
Sedangkan gen Z perempuan yang mengalami kecemasan itu 52,3 persen dan laki-laki sebanyak 38,3 persen.
Usut punya usut, sebagai generasi yang lahir serta tumbuh di era teknologi, ternyata kecemasan yang dialami milenial dan gen Z berasal dari media sosial.
Adapun hal-hal yang memicu rasa cemas berlebihan yang dialami milenial dan gen Z yakni tuntutan gaya hidup terkait pekerjaan dan kebutuhan finansial yang sering dicitrakan pada berbagai platform media sosial.
Baca Juga: Ini 4 Tanda Keberadaan Seseorang Baik untuk Kesehatan Mentalmu
Perasaan cemas tersebut tentunya dapat berdampak buruk bagi kesehatan otak para milenial dan gen Z.
Berkaca dari permasalahan tersebut, maka ada cara untuk mengatasi perasaan cemas generasi muda salah satunya seperti yang dikenalkan oleh Stress Management Indonesia yakni dengan menggunakan Self Discovery Book dengan judul Self Love Journaling.
Diharapkan, para generasi muda mampu mencurahkan segala emosinya pada Self Love Journaling.
Tujuannya agar milenial dan gen z bisa mengidentifikasikan penyebab munculnya perasaan yang muncul seperti:
- Sedih
- Cemas
- Kesal.
Dengan mengidentifikasi apa yang dirasakan, maka generasi muda diharapkan mampu menjadi pribadi yang lebih tenang bersyukur dan bahagia.
Jika perasaan cemas teratasi dengan baik, maka mental pun terjaga, di mana kondisi ini juga berdampak baik pada kesehatan otak.
Pasalnya otak itu berfungsi sebagai sensorik, motorik, emosional, dan perilaku.
Jadi dengan otak yang sehat maka manusia pun dapat berpikir baik, untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah.
Oleh sebab itu, yuk jaga kesehatan mental dan otak, supaya kualitas hidup Kawan Puan jadi lebih baik.
Baca Juga: Dikenalkan oleh COMO Shambhala Estate, Apa Itu Integrated Wellness Programme?
(*)