OJK Ungkap Tantangan HAKI Jadi Agunan Kredit, Benarkah Produktivitasnya Rendah?

Arintha Widya - Sabtu, 3 September 2022
ilustrasi tantangan HAKI sebagai agunan kredit
ilustrasi tantangan HAKI sebagai agunan kredit GCShutter

Lebih lanjut, Dian juga menjelaskan bahwa dari sisi stabilitas keuangan, HAKI masih dianggap sebagai sektor dengan produktivitas yang rendah.

Bukan itu saja, HAKI juga dinilai mempunyai fluktuasi tinggi pada return maupun value.

"Pembiayaan berbasis HAKI menuntut bank menyiapkan pencadangan yang lebih besar," kata Dian lagi.

Terkait hal ini, menurutnya HAKI juga masih kerap dikategorikan sebagai penyumbang risiko stabilitas.

Tantangan lainnya, yaitu porsi investasi aset tidak berwujud, di mana porsinya kecil dan bisa melemahkan transmisi kebijakan moneter.

Belum lagi masalah keberhasilan skala ekonomi yang berbasis HAKI sangat tergabung pada pemimpin dan tren di sektor kreatif.

Dian mengatakan, "Tergantung dari tingkat inovasi baru yang ada di industri kreatif."

Kalau menurut Kawan Puan bagaimana? Setujukah kamu kalau masih ada tantangan yang harus diselesaikan terkait aturan HAKI menjadi agunan kredit?

Atau, kamu termasuk pelaku ekonomi kreatif yang bersyukur dengan aturan tersebut karena dapat mengajukan kredit menggunakan karya intelektualmu?

Baca Juga: Skema Pengajuan Konten YouTube dan Kekayaan Intelektual Lain Jadi Jaminan Utang di Bank

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Komnas Perempuan Buka Lowongan Kerja Staf Unit Pengaduan, Ini Syaratnya