Parapuan.co - Abang None merupakan kontes pencarian duta pariwisata dan kebudayaan di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Finalis Abang None nantinya akan mendampingi gubernur maupun pihak tertentu untuk promosi wisata dan budaya DKI Jakarta.
Nabilah, finalis Abang None 2022 yang mewakili Jakarta Utara membagikan pengalamannya saat mengikuti ajang bergengsi ini kepada PARAPUAN.
"Motivasi saya mengikuti Abang None karena ingin mencoba hal baru, ternyata sangat menyenangkan," katanya pada sesi What Do You Do?, Selasa (6/9/2022).
Ia mengaku, keikutsertaannya pada ajang Abang None mendorongnya membuka potensi baru dan membangun relasi yang luas.
Syarat Mengikuti Abang None Jakarta
Banyak yang mengira bahwa Abang None hanya bisa diikuti oleh orang yang berparas rupawan, Nabilah tak setuju.
"Cantik itu relatif, ya. Syarat mengikuti Abang None yaitu memiliki kemampuan komunikasi yang baik, karena kita bakal bertemu masyarakat," ujar perempuan kelahiran 1998 ini.
Nabilah juga menekankan bahwa Abang None bisa diikuti oleh semua orang dari berbagai macam latar belakang, minimal usia 18 tahun.
Baca Juga: Mengenal Mellisa Anggiarti, Finalis Abang None yang Jadi Pilot Garuda
Tak hanya itu, mahasiswa pascasarjana jurusan Corporate Communications, London School of Public Relations (LSPR) ini juga mengatakan bahwa tidak harus berasal dari Jakarta untuk mengikuti Abang None.
Pasalnya, Nabilah sendiri berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah dan mengikuti Abang None setelah dua tahun di Jakarta.
Cara Daftar Abang None Jakarta
Setelah semua syarat terpenuhi, calon Abang None bisa mendaftarkan diri akun resmi Abang None Jakarta, yaitu PendaftaranAbnonJakarta.
"Cek Disparekraf, mantabkan hati teman-teman untuk mewakili daerah Jakarta bagian mana," kata Nabilah.
Karantina sebelum Malam Final Abang None
Sebelum malam final Abang None, Nabilah menceritakan karantinanya yang berlangsung selama satu bulan.
"Karantina setiap tahun berbeda, bahkan setiap wilayah juga berbeda. Aku karantina selama satu bulan setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu," ujar founder @perankami.ekraf ini.
Baca Juga: Claudia Scheunemann, Pemain Timnas Putri Indonesia U-18 Termuda
Saat karantina, Nabilah diajak terjun langsung bertemu masyarakat, belajar kebudayaan Betawi, dan mengunjungi pemerintah setempat.
"Hal yang paling mengesankan itu ternyata kebudayaan Jakarta luas banget, aku bertemu dengan orang-orang berlatar belakang berbeda," imbuhnya.
Selain itu, Nabilah mengaku dirinya mengalami kesulitan saat latihan menari karena merasa tubuhnya terlalu kaku.
"Aku belajar menari Nandak (Nandak Ganjen), tariannya berpasangan sebelum malam final. Badanku seperti robot dan kaku, tapi aku mau belajar menari agar bisa keluar dari zona nyamanku," jelasnya.
Tantangan Jadi Abang None
Saat mengikuti Abang None, Nabilah mengaku tertantang untuk membagi waktu antara karantina, kuliah, dan bekerja.
"Karena aku masih ada kuliah dan bekerja sebagai karyawan, paling sulit bagi waktu karena aktivitasnya harus dari pagi sampai malam," katanya.
Meski begitu, Nabilah bersyukur karena pihak panitia memperbolehkannya beraktivitas di luar kegiatan Abang None.
"Jadi pas akhir pekan aku karantina, pekerjaanku jadi work from home (WFH). Pihak panitia mengizinkan itu, jadi harus pintar bagi waktu" imbuhnya.
Nah, itulah cerita keikutsertaan Nabilah dalam Abang None Jakarta ya, Kawan Puan.
Apakah kamu tertarik untuk mengikuti jejak Nabilah?
Baca Juga: Kisah Syifa Nur Aini, Mitra Ojek Online yang Sukses Jadi IT Manager