Parapuan.co - Media sosial baru-baru ini dibuat heboh dengan konten YouTube milik Zavilda TV.
Pasalnya, konten Zavilda TV dianggap merugikan banyak pihak terutama para talent.
Dalam konten tersebut, ZavildaTV seakan memaksa perempuan untuk menggunakan hijab, termasuk perempuan non-muslim.
Alih-alih melakukan social experiment, Zavilda TV justru mengobjektifikasi, mengintimidasi, dan mempublikasikan tanpa izin dengan tujuan komersil.
Kalis Mardiasih, aktivis yang peduli pada isu perempuan dan anak, bahkan juga meminta masyarakat untuk me-report akun Youtube Zavilda TV.
"Vilda melakukan perbuatan tidak menyenangkan, dengan intimidasi, mengontenkan tanpa izin dan mempublikasikan tanpa izin!" tulis Kalis Mardiasih dalam unggahan Instagramnya @kalismardiasih.
Video yang diunggah di kanal YouTube Zavilda TV memberikan dampak yang luar biasa bagi mereka yang muncul dalam konten tersebut.
Mereka merasa tidak nyaman, bahkan khawatir.
Tak sedikit pula talent yang meminta Zavilda TV untuk melakukan take down pada video tersebut.
Baca Juga: Konten YouTube Kini Bisa Jadi Jaminan Utang ke Bank, Begini Bunyi Aturannya
Sayangnya, pihak Zavilda TV justru tidak memedulikan aduan ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Membuat konten bukan hanya sekadar untuk kebutuhan komersil, kamu juga harus membutuhkan persetujuan dari talent atau pihak yang akan muncul.
Tak hanya itu, ketahui pula bagaimana dampak setelah video tersebut terpublikasi.
Consent menjadi hal penting yang tak boleh dilewatkan saat kamu mengajak orang lain untuk membuat konten.
Consent atau persetujuan yang valid diberikan tanpa paksaan ataupun pengaruh dari siapapun.
Sementara mengutip dari laman Instagram @perempuanberkisah, ketika seseorang yang sudah memberikan consent untuk terlibat dalam karya yang sedang kamu kerjakan, artinya mereka mempercayaimu.
Ia percaya bahwa kamu (pembuat konten) tidak akan menyakitinya, melecehkannya, merendahkan harkat martabatnya, menyebarkan aibnya, dan hal lain yang membuat pihak yang terlibat merasa tidak nyaman baik melalui tulisan maupun visualisasi gambar, audio, dan visual.
Baca Juga: Ramai Dibahas di Twitter Video Sex Education, Netizen Justru Kritik Konten yang Diangkat
Namun consent bukan hanya sebatas ucapan setuju.
Akun Instagram @perempuanberkisah juga menyebutkan jika consent harus memenuhi syarat FRIES atau Freely Given, Reversible, Informed, Enthusiastic, dan Specific.
Freely Given
Consent bukan hanya sebatas pesetujuan dalam melakukan hubungan seksual melainkan juga persetujuan seseorang atas jasa dan hal yang melibatkan seseorang dalam prosesnya baik profit atau non-profit.
Termasuk publikasi infomasi, identitas seseorang, karya video, pemanfaatan jasa seseorang.
Sementara jika seseorang yang dimintai persetujuan tidak berkenan atau merasa keberatan, maka jangan melakukan paksaan.
Reversible
Lebih lanjut, talent juga berhak meminta konten yang telah dipublikasikan untuk dihapus.
Terutama jika mereka merasa tidak nyaman karena banyak yang menyalahkan, melecehkan, intimidasi, dan respon tidak menyenangkan dari konten yang telah dipublikasi.
Baca Juga: Lakukan Ini Jika Pelaku KBGO Ancam akan Sebarkan Data dan Konten Pribadi
Ketika seseorang merasa kurang nyaman, maka dia berhak menghentikannya sekalipun sudah terikat kontrak.
Informed
Dalam hal ini, kejujuran dan keterbukaan dari pihak-pihak yang terlibat adalah hal penting.
Misal, ketika seseorang meminta gambar atau ingin merekam tubuhmu, harus jelas tujuannya apa, dampaknya ke depan bagaimana, apakah ada yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Tak hanya itu, pihak yang terlibat juga harus tau apakah konten tersebut untuk kebutuhan komersil atau pembelajaran.
Enthusiastic
Ingat bahwa orang yang kamu butuhkan jasa, karya, gagasan, atau kisah hidupnya, adalah aktor utama yang akan merasakan dampak dari publikasi konten yang dilakukan.
Jika orang tersebut dari awal memberikan sinyal ketidaknyamanan maka berhentilah.
Spesific
Ini menjadi syarat penting ketika kamu melibatkan orang lain dalam kontenmu.
Apalagi jika orang tersebut tidak kamu kenal dan hanya kamu butuhkan untuk mendapatkan keuntungan dari konten-kontenmu.
Artinya, sejak awal jelaskan pada orang tersebut secara spesifik.
Bukan hal yang wajar jika kamu hanya sekedar meminta izin diposting, apalagi jika meminta izinnya hanya melalui chat Whatsapp atau Direct Massage.
Jika begitu, artinya kamu memiliki niat terselubung yang akan berdampak buruk pada orang terlibat.
Untuk itu, perhatikan dengan baik bagaimana etika ketika mengajak orang lain membuat konten ya. (*)
Lihat postingan ini di Instagram
Baca Juga: Cegah Bullying terhadap Kreator Konten, YouTube Hapus Tombol Dislike