Parapuan.co - Sebuah creative space Kreaby menggandeng label musik Sun Eater untuk menyelenggarakan pameran visual oleh seniman autistik pertama di platform audio, yang bertajuk ARTISM.
Sebanyak 18 karya seniman autistik dari seniman-seniman Kreaby akan ditayangkan bersama lagu dari berbagai musisi panggung, seperti, Feast, Hindia, Agatha Pricilla, dan masih banyak lagi.
Berbagai karya seni tersebut dapat diakses publik mulai September dan Oktober 2022.
Seperti kita ketahui, orang dengan autisme memiliki perbedaan dalam berkomunikasi dan memproses berbagai hal, termasuk mensosialisasikan karya seni mereka.
Karenanya, Kreaby dan Sun Eater selaku penyelenggara berusaha mengekspos kepada publik sederetan karya seni luar biasa dari seniman autistik dengan caranya sendiri.
Berbagai karya dari para seniman ditayangkan di layar ketika berbagai lagu dari para artis diputar di platform musik.
Lagu-lagu tersebut dari .Feast, Hindia, Agatha Pricilla & Rayhan Noor, Aldrian Risjad, Lomba Sihir, Mantra Vutura, dan Bilal Indrajaya.
Sebanyak total 18 karya seni dari seniman-seniman Kreaby yaitu Gary Harlan, Jeremy Winata, Joey Santoso, Joshua Khendy, Ramadhika Asra dan Valentin Keken Christanto telah dikurasi dalam playlist ARTISM oleh Sun Eater.
Tak hanya terinspirasi dari lagu-lagu musisi Sun Eater, tiap karya seni didampingi oleh sajak pendek yang ditulis oleh para seniman tentang karyanya.
Baca Juga: Ada dari Indonesia, 18 Seniman Asia Tenggara Ciptakan Karya Seni Terkait Ikon Abadi Hong Kong
Tentunya, sajak ini membuka ruang yang lebih luas untuk interpretasi seni mereka.
Melalui ARTISM, para seniman ini dapat bersosialisasi secara virtual dengan audiens mereka.
Tak hanya merangkul neurodiversity, pameran ini juga memberikan seniman autistik sebuah platform segar untuk belajar, beraksi dalam ekspresi dan berkembang di masyarakat.
Managing Director dari Kreaby, Arani Aslama berharap ARTISM membuaka perspektif yang mendorong publik untuk menerima dan merangkul keunikan dari setiap individu.
Pihaknya juga mengungkapkan bahwa seni yang ditampilkan merupakan refleksi dari visi para artis.
“Melalui seni, perspektif baru akan terbuka. Seni mengurai kata-kata yang tak terucapkan, merefleksikan visi dari pemikiran rasa jiwa. Bagi para seniman autistik (di Kreaby), seni adalah bagian dari proses perjalanan panjang untuk berjuang melawan batasan-batasan. Kegigihan dalam meraih impian,” ucapnya dalam keterangan pers tertulis.
Partnership & Commercial Lead dari Sun Eater, Natasha Udu, menyambut antusias kolaborasi ini.
Pihaknya mempercayakan lagu-lagu para artis Sun Eater untuk diinterpretasikan dari sudut pandang para seniman Kreaby dan memungkinkan untuk tersampaikan pada audiens yang lebih luas.
Baca Juga: Sinta Tantra, Pelukis Perempuan Asal Bali yang Gelar Pameran Tunggal
“Saat kami mempercayakan lagu-lagu kami untuk diinterpretasikan dari sudut pandang teman-teman Kreaby, kami yakin bahwa karya ini akan menjadi suatu karya yang spesial. Terlebih lagi didukung dengan medium dari pameran ARTISM yang tepat guna dalam mengakomodir lagu dan karya visual ini, yaitu Spotify Canvas," katanya
Ia berharap kedepannya akan hadir peluang dan kesempatan yang setara bagi para pelaku seni, terutama seniman spektrum dan komunitas neurodivergent untuk memamerkan karyanya.
Karya-karya yang dipamerkan beserta puisi singkat dari tiap seniman bisa dinikmati di Spotify playlist berjudul “ARTISM Exhibition atau dengan klik link berikut ini.
(*)