Parapuan.co - Kenaikan harga BBM pada 3 September 2022 lalu bukan yang pertama kalinya terjadi di Indonesia.
Sepanjang sejarah negeri ini, kenaikan harga BBM sudah terjadi sejak masa pemerintahan Soekarno lho, Kawan Puan.
Ingin tahu seberapa besar angka kenaikan harga BBM dari masa ke masa sejak 1945 hingga 2022? Berikut rinciannya sebagaimana mengutip Kompas.com!
1. Harga BBM di Masa Soekarno
Memerintah sejak 18 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967, Soekarno tercatat dua kali menaikkan harga BBM.
Pada 22 November 1965, harga BBM premium menjadi Rp0,3 dan solar Rp0,2. Lalu pada 3 Januari 1966, harga BBM premium naik menjadi Rp1 dan solar Rp0,8.
Namun, harga tersebut diturunkan pada 27 Januari 1966 di mana harga BBM premium menjadi Rp0,5 dan solar menjadi Rp0,4.
2. Harga BBM di Masa Soeharto
Soeharto menjabat sebagai presiden selama 32 tahun, dan tercatat menaikkan harga BBM bersubsidi sebanyak 21 kali.
Baca Juga: BBM Naik, Begini 5 Cara Mudah Menghemat Penggunaan Bahan Bakar Minyak
Kenaikan harga BBM pertama kali dilakukan Soeharto pada 3 Agustus 1967, di mana ia menaikkan premium menjadi Rp4, dan solar Rp3,5.
Tak sampai setahun, tepatnya tanggal 25 April 1968, harga BBM kembali naik menjadi Rp16 untuk premium, dan Rp12,5 untuk solar.
Pada 1 Mei 1980, harga BBM premium naik menjadi Rp150, sedangkan solar Rp52,5.
Sepuluh tahun kemudian pada 24 Mei 1990, premium dijual seharga Rp450, dan solar Rp245.
Kemudian di akhir masa jabatan Soeharto pada 1998, BBM premium seharga Rp1.000, sedangkan solar Rp550.
3. Harga BBM di Masa Gus Dur
Melewati era BJ Habibie yang tidak pernah menaikkan harga BBM karena hanya setahun menjabat, Gus Dur atau Abdurrahman Wahid beberapa kali menaikkan harga BBM.
Walau terbilang singkat, selama memerintah pada 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001, Gus Dur tercatat menaikkan harga BBM sebanyak enam kali.
Pertama kalinya, ia menaikkan harga BBM premium menjadi Rp1.150 dan solar menjadi Rp600 pada 1 Oktober 2000.
Baca Juga: Cair September dan Desember, Ini Cara Cek Data Penerima BLT BBM Rp600 Ribu
Yang terakhir kali, Gus Dur pada tanggal 23 Juli 2001 menaikkan BBM premium menjadi Rp1.450, dan solar menjadi Rp1.250.
4. Harga BBM di Masa Megawati
Selama memimpin sejak 23 Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004, Megawati tercatat menyesuaikan harga BBM subsidi sebanyak 19 kali.
Tanggal 1 Agustus 2001, harga BBM premium sama seperti di masa Gus Dur, yaitu sebesar Rp1.450.
Namun, kala itu ia menaikkan harga solar bersubsidi menjadi Rp1.190.
Di akhir masa jabatannya, harga BBM premium tercatat berada di angka Rp1.810, sedangkan solar menjadi Rp1.650.
5. Harga BBM di Masa Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat selama dua periode sejak 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014.
SBY tercatat sudah melakukan perubahan terhadap harga BBM bersubsidi sebanyak delapan kali.
Baca Juga: Dampak Kenaikan BBM terhadap Sektor Industri hingga UMKM, Apa Saja?
SBY pertama kali menaikkan harga pada 1 November 2004, di mana BBM premium menjadi Rp1.810 dan solar menjadi Rp1.650.
Ia terakhir kali menyesuaikan harga BBM bersubsidi pada 20 Oktober 2014, di mana premium menjadi Rp6.500, dan solar Rp5.500.
6. Harga BBM di Masa Joko Widodo
Sampai 2022 ini, Presiden Joko Widodo sudah masuk ke periode keduanya menjabat.
Sejak 2014 hingga sekarang, ia tercatat telah menyesuaikan harga BBM sebanyak delapan kali.
Pertama kali menaikkan harga BBM pada 18 November 2014, Jokowi menyesuaikan harga premium menjadi Rp8.500, sedangkan solar menjadi Rp7.500.
Terakhir kemarin, ia menaikkan harga BBM untuk tiga kategori, yaitu pertalite, pertamax, dan solar.
Pertalite yang sebelumnya senilai Rp7.650 menjadi Rp10.000. Pertamax yang semula Rp12.500 menjadi Rp14.500.
Lalu untuk solar bersubsidi, harganya naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800.
Nah, itulah tadi informasi harga BBM dari masa ke masa. Semoga menambah wawasan Kawan Puan, ya!
Baca Juga: Gaji Mepet Tetap Cukup, Ini 5 Tips Mengatur Keuangan Pasca Kenaikan Harga BBM
(*)