Sejarah Busana Berkabung Kerajaan Inggris, Dimulai Sejak Era Ratu Victoria

Ratu Monita - Jumat, 9 September 2022
Busana berkabung Kerajaan Inggris.
Busana berkabung Kerajaan Inggris. Getty Images

Parapuan.co - Keluarga Kerajaan Inggris kini tengah berduka setelah Ratu Elizabeth II meninggal dunia.

Sang pemimpin takhta kerajaan Inggris ini meninggal dunia di usia 96 tahun di Kastil Balmoral, Skotlandia pada Kamis waktu setempat (8/9/2022).

Ratu Elizabeth II nantinya akan dimakamkan dengan pemakaman kenegaraan.

Mulai saat ini, Inggris memasuki masa berkabung selama 12 hari, di mana bendera akan dikibarkan setengah tiang dan keluarga kerajaan tidak akan melakukan tugas kerajaan selama beberapa hari mendatang.

Selain itu, dalam masa berkabung ini, keluarga kerajaan akan mengikuti aturan berpakaian (dress code) yang ketat sebagai bentuk penghormatan

Para anggota keluarga perempuan akan mengenakan gaun hitam selutut dan topi formal, sementara pria akan mengenakan morning coat hitam, menurut juru bicara dari Istana Buckingham yang dikutip dari CNN.

Dimulai Sejak Era Ratu Victoria

Busana berkabung Kerajaan Inggris.
Busana berkabung Kerajaan Inggris. Getty Images

Dilansir dari laman Telegraph, aturan busana berkabung ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan telah berubah seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Menjalankan Fungsi Parlemen, Ini Peran dan Tanggung Jawab Ratu Elizabeth II

“Gaun berkabung telah menjadi bagian dari budaya kerajaan Eropa selama berabad-abad lalu, tetapi puncaknya pada abad ke-19 dengan pengaruh Ratu Victoria, yang menetapkan standar untuk diikuti oleh masyarakat lainnya,” kata Matthew Storey, kurator di Historic Royal Palaces.

Saat kematian suaminya, Pangeran Albert pada tahun 1862, Ratu Victoria mengungkapkan kesedihannya dengan mengenakan pakaian hitam setiap hari.

“Ketika suami tercintanya meninggal pada tahun 1861, dia meninggalkan pakaian berwarna-warni bersama seluruh anggota istana, lalu mengadopsi pakaian hitam sebagai tanda kesedihan," ujar Storey.

Menariknya, pada zaman itu para janda memang diharuskan mengenakan pakaian hitam, putih atau ungu muda, setidaknya selama tiga tahun sebelum kembali ke pakaian berwarna-warni.

Sementara, Victoria memilih untuk tidak pernah meninggalkan duka dan mengenakan gaun hitam ikoniknya dan topi janda putih selama sisa hidupnya.

Adapun busana yang dikenakan oleh Ratu Victoria kala itu adalah gaun hitam panjang yang disebut sebagai 'gaun janda'.

Gaun tersebut dilengkapi dengan kain hitam tipis yang menutupi wajah, yang sekaligus jadi pertanda seorang istri yang baru saja kehilangan suami.

Menandakan Status Kekayaan

Selain menandakan kedukaan, busana berkabung juga menunjukkan status kekayaan dan derajat seseorang di masyarakat saat itu.

Bahkan, setelah kematian Ratu Victoria, gaun berkabung menjadi lebih mewah.

Kemudian menantu perempuannya, Ratu Alexandra melonggarkan aturan busana berkabung dengan memilih gaun setengah berduka yang memiliki detail berkilauan dari sifon sutra ungu dan manik-manik, serta kuning pucat dan abu-abu.

Pasalnya, aturan busana berkabung era Victoria dinilai ketinggalan zaman dan tidak praktis.

Kendati demikian, aturan yang baku mengenai pakaian serba hitam saat masa berkabung masih dipertahankan oleh Kerajaan Inggris hingga sekarang.

Baca Juga: 4 Fakta Menarik Kastil Balmoral, Tempat Ratu Elizabeth II Menghabiskan Hari Terakhirnya

(*)

Sumber: CNN,Telegraph.co.uk
Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja