Raline menjelaskan lebih lanjut tantangan yang ia hadapi saat harus menyulihsuarakan film berbahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia.
Perbedaan kebiasaan dalam bertutur kata dalam bahasa Inggris dan Indonesia menjadi tantangan Raline saat mengerjakan proyek film dokumenter ini.
Ia menemukan bahwa bahasa Inggris sangat padat saat harus menjelaskan sesuatu, di mana itu berbeda di bahasa Indonesia yang lebih banyak membutuhkan kosa kata untuk menjelaskan.
Selain itu, perbedaan kosa kata dan arti kata dalam bahasa Inggris dan Indonesia yang berbeda jadi tantangan untuk Raline dalam hal menemukan translasi yang tepat.
"Karena bahasa Inggris lumayan compact dan bahasa Indonesia bila menjelaskan sesuatu itu memerlukan lebih banyak kata, kosa kata kita juga beda dengan bahasa Inggris," tutur Raline.
Raline menjelaskan bahwa saat menarasikan film Kisah Manusia Merangkai Punah, dirinya harus menyempitkan kata-kata dalam bahasa Indonesia dan mengatur volume suara saat menarasikannya.
Ia juga harus bisa menarasikan film ini dengan gaya story telling yang tak sekadar menginformasikan layaknya sebuah berita.
"Belum lagi kalau kita membuat narasi itu harus juga menghayati seperti storytelling, bukan hanya menginformasikan seperti di berita. Jadi banyak sekali yang saya pelajari dan banyak juga kesadaran, 'Oh, ini susah ya, ternyata," ucapnya.
Meski begitu, Raline berhasil menarasikan film dokumenter Eating Our Way To Extinction dalam bahasa Indonesia lho, Kawan Puan.
Baca Juga: Raline Shah Jadi Narator di Versi Bahasa Film Dokumenter Eating Our Way To Extinction