Usia 6 sampai 9 bulan, gigi depan anak mulai tumbuh. Di usia ini, anak dapat menelan makanan dengan tekstur yang lebih kental.
Kebutuhan energi anak 50 persennya masih dipenuhi oleh ASI, sedangkan 50 persen lainnya dipenuhi oleh MPASI.
Masuk usia 9 sampai 12 bulan, anak dapat menggigit makanan dengan tekstur lebih keras seiring dengan tumbuhnya gigi.
Di usia ini, ASI anak sudah berkurang menjadi 30 persen sedangkan 70 persen berasal dari MPASI.
Waktu makan harus menjadi waktu yang menyenangkan bagi anak. Agar anak tak trauma, Kawan Puan perlu memerhatikan tekstur makanan:
- Usia 6 bulan, makanan harus berupa bubur saring karena transisi dari minum ASI.
- Usia 7 sampai 9 bulan, MPASI sudah berbentuk bubur.
- Usia 10 sampai 12 bulan, anak sudah bisa mengonsumsi nasi tim.
Baca Juga: Begini Cara Mengenalkan Anak pada Suara di Sekitar, Bisa Tingkatkan Kecerdasan si Kecil
- Usia 12 bulan ke atas, anak sudah bisa makan makanan keluarga, yakni makanan yang dikonsumsi oleh kakak atau orang tuanya.
Perlu diingat bahwa kalau anak tidak mampu mengunyah, kita diperbolehkan mengencerkan sedikit sesuai tingkat kemampuan buah hati.
Strategi pemberian MPASI juga harus berdasarkan jadwal, lingkungan, dan prosedur.
Jadwal makan utama, snack, dan ASI harus teratur. Tak boleh dilupakan pemberian air putih pada anak dan durasi makan hanya selama 30 menit saja.
Terkait dengan lingkungan, saat anak makan sebaiknya anak dilatih untuk duduk di meja makan. Tak boleh ada distraksi seperti menonton televisi atau bermain.
Prosedur MPASI juga tak boleh dengan pemaksaan. Apabila anak tak ingin makan selama 15 menit, akhiri pemberian MPASI.
(*)