Di sisi lain, rekan kerja kamu mendapatkan kenaikan gaji secara rutin dan terus dipromosikan.
Bonnie Dilber, rekruter di Zapier, merekomendasikan untuk bertanya secara langsung kepada atasan apabila kamu mengalami hal ini.
“Jika mereka tidak bisa memberikan alasannya, artinya itu bukan tempat yang bagus untuk mendapatkan kesempatan bertumbuh,” ungkap Dilber.
4. Kamu Ditempatkan pada Program Peningkatan Kinerja
Program peningkatan kinerja merupakan kesempatan yang bagus agar karyawan bisa terus berkembang.
Hanya saja, apabila kamu merupakan karyawan kompeten, namun selalu diarahkan untuk mengikuti program tersebut dengan alasan subjektif, itu merupakan tanda quiet firing.
Walaupun atasan mengatakan bahwa mereka ingin kamu bisa berkembang, namun bisa saja itu hanya alasan mereka agar kamu bisa segera resign.
Karyawan yang terus diarahkan untuk mengikuti program ini tanpa kejelasan yang harus dicapai dan tawaran dukungan lainnya merupakan tanda lain dari quiet firing.
Baca Juga: Benarkah Fenomena Quiet Quitting Disebabkan oleh Kepemimpinan yang Buruk? Ini Faktanya Menurut Riset
5. Perubahan Workload Tanpa Sepengetahuanmu
Tanda lainnya dari quiet firing adalah ketika ekspektasi atasan mendadak berubah tanpa adanya input dari kamu serta kenaikan gaji atau jabatan.
Ini bisa terjadi ketika workload rekan kerja berkurang, namun workload kamu justru bertambah.
Sering kali, karyawan dikatakan harus dimutasi tanpa adanya kenaikan gaji jika ingin tetap bekerja.
Kawan Puan, itulah beberapa tanda atasan melakukan quiet firing kepada karyawannya.
Menurut career coach Jasmine Escalera, fenomena ini bisa terjadi karena perusahaan berpikir bahwa ketika karyawan tersebut resign, mereka bisa mencari penggantinya dengan mudah. (*)