Siluet koleksi Sedap Malam yang baru dipamerkannya pada Kamis (8/9/2022) itu terinspirasi dari sebuah foto di museum di Belanda.
“Untuk siluet koleksi Sedap Malam sendiri terinspirasi dari foto tiga wanita berkebaya dengan kacamata hitam di museum Belanda,” ujarnya.
Dari situ terlahir look pertama Sedap Malam yakni kebaya dengan kain transparan yang ditambahkan dengan bef.
Melibatkan Perajin Perempuan
Seperti yang disampaikan sebelumnya, koleksi Sedap Malam ini dilengkapi dengan kain wastra Indonesia berupa batik, khususnya batik tulis dan batik cap.
Dalam setiap koleksinya ini, Adhimiharja melibatkan sebagian besar perajin perempuan.
"Sebagian besar melibatkan perajin perempuan, bahkan dari keluarga yang membantu mengelola (label) Adhimiharja pun perempuan," terangnya.
Khusus untuk batik, ia bekerja sama dengan perajin asal Bandung dan Jawa Timur.
Adanya keterlibatan perajin lokal dalam karyanya tersebut menjadi cara bagi Adhimiharja untuk menghasilkan sebuah karya berbasis komunitas.
Lebih lanjut, Adhimiharga juga membuat kampanye dengan tagar #MeetTheMakers yang selalu ia sematkan dalam setiap unggahannya di media sosial.
“Kami ingin setiap produk yang dihasilkan punya ikatan emosional antara yang membuat dan membeli,” ucap Adhimiharja.
Adapun cara yang ia lakukan untuk membangun ikatan emosional antara yang membuat dan membeli yakni melengkapi setiap koleksi dengan label yang menceritakan profil sang perajin.
Dengan mengetahui cerita sang perajin, diharapkan yang membeli dapat memahami bagaimana proses sebuah koleksi dibuat, dan pada akhirnya tercipta keterikatan emosional antara sang pemilik dan busana yang dikenakannya.
“Adhimiharja ingin menjadi jembatan yang menghubungi kedua belah pihak ini,” ucapnya antusias.
Baca Juga: Ini Perjuangan Adhimiharja Jadi Label Fashion yang Sustainable di Jerman
(*)