Parapuan.co - Desainer Indonesia baru saja menorehkan prestasi di benua Eropa dengan menampilkan koleksinya pada pagelaran Neo Fashion at Berlin Fashion Week.
Adalah Adhimiharja, sebuah label rintisan yang dimotori oleh YM Adhimiharja dan Detlet Fromme.
Selain memamerkan koleksi terbarunya, Adhimiharja juga terpilih sebagai Aspiring Designer pada platform terbesar dan bergengsi untuk mahasiswa desain dan desainer muda di Jerman ini.
Sebagai informasi, aspiring designer sendiri merupakan desainer terpilih yang memiliki misi yaitu Fashion for Future, yang diimplementasikan dalam desain yang unik, berbeda, kreatif, inovatif dan berkelanjutan atau sustained.
Dalam acara yang berlangsung pada 6-8 September 2022 itu, Adhimiharja memamerkan koleksi desain terbarunya yang bernama Sedap Malam.
Koleksi Sedap Malam yang dipamerkan ini tampil dengan pilihan warna cerah dan menyala yang dipadukan dengan kain wastra Indonesia berupa batik.
Ditemui oleh Kotributor PARAPUAN di Berlin, Jerman, Adhimiharja membagikan cerita mengenai koleksi terbarunya serta keterlibatan perempuan dalam setiap koleksinya.
Terinspirasi dari lukisan perempuan
Baca Juga: Keindahan Sedap Malam Adhimiharja di Neo Fashion at Berlin Fashion Week
Siluet koleksi Sedap Malam yang baru dipamerkannya pada Kamis (8/9/2022) itu terinspirasi dari sebuah foto di museum di Belanda.
“Untuk siluet koleksi Sedap Malam sendiri terinspirasi dari foto tiga wanita berkebaya dengan kacamata hitam di museum Belanda,” ujarnya.
Dari situ terlahir look pertama Sedap Malam yakni kebaya dengan kain transparan yang ditambahkan dengan bef.
Melibatkan Perajin Perempuan
Seperti yang disampaikan sebelumnya, koleksi Sedap Malam ini dilengkapi dengan kain wastra Indonesia berupa batik, khususnya batik tulis dan batik cap.
Dalam setiap koleksinya ini, Adhimiharja melibatkan sebagian besar perajin perempuan.
"Sebagian besar melibatkan perajin perempuan, bahkan dari keluarga yang membantu mengelola (label) Adhimiharja pun perempuan," terangnya.
Khusus untuk batik, ia bekerja sama dengan perajin asal Bandung dan Jawa Timur.
Adanya keterlibatan perajin lokal dalam karyanya tersebut menjadi cara bagi Adhimiharja untuk menghasilkan sebuah karya berbasis komunitas.
Lebih lanjut, Adhimiharga juga membuat kampanye dengan tagar #MeetTheMakers yang selalu ia sematkan dalam setiap unggahannya di media sosial.
“Kami ingin setiap produk yang dihasilkan punya ikatan emosional antara yang membuat dan membeli,” ucap Adhimiharja.
Adapun cara yang ia lakukan untuk membangun ikatan emosional antara yang membuat dan membeli yakni melengkapi setiap koleksi dengan label yang menceritakan profil sang perajin.
Dengan mengetahui cerita sang perajin, diharapkan yang membeli dapat memahami bagaimana proses sebuah koleksi dibuat, dan pada akhirnya tercipta keterikatan emosional antara sang pemilik dan busana yang dikenakannya.
“Adhimiharja ingin menjadi jembatan yang menghubungi kedua belah pihak ini,” ucapnya antusias.
Baca Juga: Ini Perjuangan Adhimiharja Jadi Label Fashion yang Sustainable di Jerman
(*)