Jadi Gangguan Kesehatan Seksual Perempuan, Apa Itu Disfungsi Seksual?

Anna Maria Anggita - Sabtu, 17 September 2022
Disfungsi seksual yang mengganggu kesehatan seksual perempuan.
Disfungsi seksual yang mengganggu kesehatan seksual perempuan. releon8211

Parapuan.co - Kawan Puan harus tahu kalau ada gangguan kesehatan seksual perempuan yang disebut dengan disfungsi seksual.

Mengutip Cleveland Clinic, disfungsi seksual yang dialami oleh perempuan dapat mengurangi kepuasan saat berhubungan seks.

Kondisi ini dapat terjadi sebelum, selama, atau bahkan setelah berhubungan seks.

Masalah paling umum terkait disfungsi seksual yang mengganggu kesehatan seksual perempuan meliputi:

1. Anorgasmia yakni gangguan orgasme, atau ketidakmampuan untuk mengalami orgasme.

2. Dispareunia, merupakan nyeri saat berhubungan seks.

3. Gangguan hasrat seksual hipoaktif yaitu libido rendah, atau kurangnya hasrat seksual.

4. Gangguan gairah seksual ialah kesulitan menjadi terangsang.

Gangguan organ reproduksi bukanlah masalah yang permanen karena dapat hilang dengan sendirinya.

Baca Juga: Kesehatan Seksual Perempuan: 4 Penyebab Siklus Menstruasi Lebih Singkat

 Meski begitu, harus diketahui pula disfungsi seksual yang mengganggu kesehatan seksual perempuan bisa terjadi pada waktu-waktu tertentu, misalnya:

- Setelah melahirkan.

- Perubahan hormonal.

- Kondisi kesehatan tertentu.

Dilansir dari Everyday Health, gejala dari kondisi gangguan organ reproduksi perempuan ini yaitu:

- Kekeringan pada vagina.

- Libido yang rendah.

- Seks yang menyakitkan.

Baca Juga: Kesehatan Seksual Perempuan: Kenali 5 Tanda Menstruasi Tidak Normal

- Kesulitan mencapai orgasme.

Tertulis dalam Mayo Clinic, kalau ada berbagai hal yang memicu terjadinya disfungsi seksual yakni:

1. Fisik

Ada berbagai kondisi medis yang dapat membuat perempuan mengalami disfungsi seksual seperti:

- Kanker.

- Gagal ginjal.

- Penyakit jantung.

- Multiple Sclerosis.

Terdapat pula obat-obatan tertentu yang memicu terjadinya disfungsi seksual pada perempuan seperti:

Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual Perempuan, Amankah Bikini Waxing saat Hamil?

- Antidepresan.

- Obat tekanan darah.

- Antihistamin dan obat kemoterapi.

2. Hormon

Tingkat estrogen yang lebih rendah setelah menopause juga dapat menyebabkan perubahan pada jaringan genital dan respons seksual.

Pasalnya penurunan estrogen menyebabkan penurunan aliran darah ke daerah panggul, yang dapat mengakibatkan berkurangnya sensasi genital.

Akibatnya, perempuan pun membutuhkan lebih banyak waktu untuk membangun gairah dan mencapai orgasme.

Perlu dipahami pula tingkat hormon tubuh berubah setelah melahirkan dan selama menyusui, yang dapat menyebabkan kekeringan pada vagina. 

3. Psikologis dan Sosial

Kecemasan atau depresi yang tidak diobati dapat menyebabkan pada disfungsi seksual, seperti halnya stres jangka panjang dan riwayat pelecehan seksual.

Kekhawatiran selama kehamilan dan tuntutan menjadi ibu baru mungkin memiliki efek yang sama.

Selain itu, konflik berkepanjangan dengan pasangan  tentang seks atau aspek lain dari hubungan juga dapat mengurangi daya tanggap seksual.

Bahkan masalah budaya dan agama serta masalah dengan citra tubuh juga dapat berkontribusi disfungsi seksual lho, Kawan Puan.

Alangkah baiknya jika kamu merasa muncul gejala masalah kesehatan seksual perempuan layaknya disfungsi seksual ini jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Sambut Hari Kesehatan Seksual Sedunia, Yuk Simak Apa Itu Senam Kegel

(*)

Sumber: Mayo Clinic,Everyday Health,Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru