2. Pubertas
Emosi anak menjadi lebih kuat selama masa pubertas karena perubahan hormon yang menyebabkan emosi sulit dikendalikan.
Hal ini menyebabkan perubahan suasana hati yang lebih sering dan tidak menentu pada remaja saat menghadapi masalah.
3. Stres
Stres karena situasi sosial, tekanan keluarga, kegiatan sekolah, dan masalah hubungan dapat menciptakan kemarahan.
Kemarahan juga dapat disebabkan oleh pengalaman traumatis seperti perceraian orang tua, kehilangan orang tersayang, kecelakaan, dan bahkan putus cinta.
4. Gangguan Mental
Gangguan bipolar, ADHD, gangguan obsesif kompulsif, depresi, dan gangguan menentang oposisi sering dikaitkan dengan kemarahan.
Jika tidak bisa mengelola amarah, emosi ini membuat remaja menyalahkan diri sendiri, kehilangan harga diri, tidak percaya diri, dan menyakiti diri sendiri.
5. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan, dan merokok pada remaja dapat mengurangi kapasitas otak untuk berpikir jernih.
Kondisi ini biasanya mengarah pada pemikiran yang buruk, kurangnya fokus, agresi, kejahatan, dan kekerasan. (*)
Baca Juga: 3 Kesalahan Mendidik Anak Remaja, Salah Satunya Batasan Ketat