Tahun Ajaran Baru di Indonesia Selalu Dimulai Bulan Juli, Ini Jawabannya!

Arintha Widya - Minggu, 25 September 2022
Ilustrasi pembelajaran di sekolah
Ilustrasi pembelajaran di sekolah kompas.com

Parapuan.co - Kawan Puan, pernahkah kamu berpikir mengapa tahun ajaran baru di Indonesia selalu dimulai bulan Juli?

Di Indonesia, bulan Juli bisa dibilang selalu menjadi waktu sibuk bagi pelajar di jenjang pendidikan SD-SMA bahkan mahasiswa untuk memulai tahun ajaran baru.

Ada yang sibuk mempersiapkan kenaikan kelas, hingga kelulusan bagi mereka yang duduk di kelas 6 SD dan 3 SMP-SMA.

Para mahasiswa juga sudah mulai bersiap memasuki semester baru di program studi masnig-masing.

Nah, rupanya ada sejarah panjang mengapa tahun ajaran baru di Indonesia dimulai di bulan Juli loh, Kawan Puan.

Apa alasannya? Berikut jawabannya sebagaimana mengutip laman BPK Penabur via Kompas.com!

Sejarah Tahun Ajaran di Dunia Pendidikan Indonesia

Indonesia pernah menerapkan tahun ajaran baru yang dimulai pada awal Januari dan berakhir bulan Desember s ebelum tahun 1979 silam.

Namun, aturan tersebut berubah sejak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bernama Daoed Joesoef menjabat di tahun 1978-1983.

Baca Juga: Info SBMPTN: UI Akan Terima 9.300 Mahasiswa Baru 2022, Cek Detailnya!

Ia mengubah aturan terkait tahun ajaran baru melalui Undang-Undang Nomor 0211/U/1978.

Di sana tertera bahwa tahun ajaran baru perlu diundur di bulan Juli, yang pada awal penerapannya mencatatkan tahun ajaran terpanjang.

Bagaimana tidak, tahun ajaran pada 1978 yang harusnya berakhir di bulan Desember tahun yang sama, harus mundur sampai Juni 1979.

Di tahun-tahun berikutnya, tahun ajaran berlangsung mulai bulan Juli tahun saat ini hingga Juni tahun depannya. Contoh, tahun ajaran 2022/2023 dimulai pada Juli 2022-Juni 2023.

Lantas, apa alasan Daoed Joesoef membuat penyesuaian terkait tahun ajaran baru tersebut? Simak jawabannya!

1. Memudahkan Rencana Anggaran Pendidikan

Tahun ajaran baru yang sebelumnya dimulai pada Januari dianggap terlalu dekat dengan agenda tutup buku anggaran setiap akhir tahun.

Maka itu tahun ajaran diubah agar penyusunan anggaran dapat disesuaikan dan tidak bertubrukan dengan jadwal masuk sekolah.

Alhasil, dipilihlah bulan Juli atau di pertengahan tahun, supaya anggaran biaya pendidikan tetap dapat dilakukan tanpa banyak kendala.

Baca Juga: Mengenal Rapor Pendidikan, Platform Pemerintah untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan

2. Menyesuaikan Tahun Ajaran di Luar Negeri

Aturan awal masuk sekolah di pertengahan tahun sudah terlebih dulu dilakukan di luar negeri.

Daoed pun mencoba menyesuaikan awal tahun ajaran baru di Indonesia agar bisa sama dengan negara lainnya.

Hal ini disebabkan karena Daoed ingin generasi muda Indonesia melanjutkan sekolah di luar negeri, sehingga lebih mudah mengikuti tahun ajarannya karena sudah sama.

3. Curah Hujan Tinggi di Bulan Desember

Pertimbangan lainnya yang dipikirkan oleh Daoed berkaitan dengan musim hujan di bulan Desember.

Sebelumya saat awal tahun ajaran dimulai Januari, pelajar akan punya masa libur di bulan Desember yang merupakan musim hujan.

Lantaran curah hujan tinggi, tak jarang peserta didik malah tidak bisa menikmati masa liburannya dengan optimal.

Nah, itulah tadi beberapa alasan mengapa tahun ajaran baru di Indonesia dimulai bulan Juli atau pertengahan tahun.

Baca Juga: Siap Jadi Praktisi Hukum Andal, Perguruan Tinggi Ini Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

4 Momen Memukau di Konser Isyana, Dari Duet hingga Kehangatan Keluarga