Parapuan.co - Bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental, mendapatkan dukungan dari orang sekitar tentunya akan sangat berarti.
Pasalnya, gangguan kesehatan mental memang erat kaitannya dengan emosi dan pola pikir yang dapat memengaruhi perilaku penderitanya.
Untuk itu, apabila orang terdekat di sekitarmu tengah berjuang menghadapi gejolak emosi karena gangguan kesehatan mental yang dialaminya, berikanlah dukungan yang tepat agar mereka tidak merasa sendiri.
Menurut penyintas gangguan bipolar dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), Afina Syifa, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung orang yang mengalami gangguan mental.
Bahkan berdasarkan pengalaman yang ia ceritakan di Podcast Cerita Parapuan mendatang, Afina mengaku dukungan dari orang terdekat sangat membantunya dalam perjalanan penerimaan dirinya.
Lantas, bagaimana cara tepat mendukung orang terdekat yang mengidap gangguan kesehatan mental? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
1. Dengarkan
Hal pertama dan paling utama yang perlu dilakukan apabila orang terdekat tengah menghadapi fase sedih atau depresi adalah untuk mendengarkannya.
Saat mendengarkan, Afina menekankan pentingnya menaruh empati pada apa yang diungkapkan orang tersebut mengenai perasaannya.
Baca Juga: Ini 4 Tanda Keberadaan Seseorang Baik untuk Kesehatan Mentalmu
“Kita mendengarkan, kita taruh empati kita, kita merasakan apa yang dia rasakan. Kita dengarkan apa yang dia rasakan ketika dia lagi depresi atau merasa down,” kata Afina Syifa.
2. Validasi Perasaan
Selanjutnya, berikanlah feedback dengan cara memvalidasi apa yang sedang mereka rasakan.
Jangan lupa untuk memberikan apresiasi karena perjuangannya dan pastikan kamu tidak membanding-bandingkan apa yang mereka alami dengan ceritamu atau orang lain.
“Jangan cuma diam saja, validasi perasaan dia, “oh, kamu lagi sedih, ya. Terima kasih, ya, kamu sudah berjuang dan cerita sama aku”. Jadi apresiasi dia,” jelas Afina.
Apabila memang ingin memberikan saran atau nasihat, tanyakan dulu persetujuannya, sebab bisa saja orang tersebut hanya ingin didengar.
“Jangan sampai kita membanding-bandingkan cerita kita dengan cerita dia, jangan sampai adu nasib, karena dia, kan, cuma butuh didengar saja. Dan kalau dia butuh nasihat, tanya dulu dia mau dikasih nasihat atau enggak,” tegasnya.
3. Peluk dan Berikan Afirmasi
Bagi mereka yang memiliki bahasa cinta (love language) physical touch, tak ada salahnya mencoba memeluk sembari memberikan afirmasi.
Baca Juga: Bisa Dialami hingga Jangka Waktu Panjang, Ikuti 3 Langkah Ini untuk Atasi Gangguan Kecemasan
Dengan begitu, mereka akan merasa bahwa ada yang menyayanginya dengan tulus, sehingga ia pun bisa belajar mencintai dirinya sendiri juga.
“Mungkin kalau love language-nya physical touch, itu aku lebih memeluk atau mengelus sambil bilang “semangat, ya. Terima kasih sudah berjuang”. Menurut aku dengan begini akan berasa banget ternyata aku disayang dan dicintai sama orang,” ungkap Afina Syifa.
4. Ajak Menemui Profesional
Kawan Puan juga bisa mengajak orang terdekat yang mengalami gangguan kesehatan mental untuk menemui profesional, khususnya jika ada indikasi menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.
Akan tetapi, jangan sampai kamu memaksakan kehendakmu apabila mereka ternyata tidak mau atau masih takut untuk menemui profesional.
“Kalau teman kita sudah di luar batas sedihnya sampai ada indikasi bunuh diri atau self-harm, ajak ke profesional. Tapi jangan dipaksa kalau dia enggak mau karena ranah kita hanya sampai situ saja,” tutup Afina.
Kawan Puan, itulah cara tepat mendukung orang terdekat yang sedang berjuang menghadapi gangguan kesehatan mental menurut Afina Syifa.
Dengan melakukan keempat cara di atas, maka mereka tidak akan merasa sendirian dalam perjalanannya memahami diri sendiri. (*)
Baca Juga: Benarkah Penyakit Mental Terjadi Karena Genetik? Ini Penjelasannya