Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan BRIN Andes Hamuraby Rozak mengatakan informasi tentang distribusi alami Coelogyne marthae S.E.C Sierra masih sangat terbatas saat ini.
“Oleh sebab itu, para periset akan mengungkap status konservasi (anggrek) yang saat ini masih terkategori sebagai data deficient pada Daftar Merah di Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN),” kata Andes dalam kesempatan yang sama.
Lakukan konservasi hingga propagasi tanaman
Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan BRIN Irni Furnawanthi Hindaningrum mengungkapkan, program penelitian Coelogyne marthae S.E.C Sierra bersama Martha Tilaar akan dilakukan secara bertahap.
Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan meliputi kegiatan eksplorasi, konservasi, dan domestikasi. Kemudian, pihaknya juga akan melakukan penyusunan database plasma nutfah Coelogyne spp yang merupakan hasil eksplorasi pada 2013-2015.
Baca Juga: Menjadi Bunga Puspa Pesona, Ini Tips Merawat Anggrek Bulan dalam Ruangan
Selain itu, program penelitian juga meliputi kegiatan memperbanyak tanaman (propagasi) dan breeding plasma nutfah Coelogyne spp, kajian bioprospeksi plasma nutfah Coelogyne marthae, serta kajian eksperimental botani plasma nutfah Coelogyne dan tumbuhan potensial lainnya.
“Kami berharap kerja sama ini dapat mendukung penelitian dan konservasi plasma nutfah Coelogyne, terutama Coelogyne marthae, secara ex situ dengan teknik kultur jaringan untuk menghasilkan benih yang dapat digunakan untuk penelitian bahan baku industri kosmetik,” papar Irni.
Sebagai informasi, kerja sama program penelitian tersebut juga merupakan tindak lanjut dari penganugerahan gelar Perekayasa Utama Kehormatan yang diberikan kepada Dr HC Martha Tilaar oleh BRIN pada 2012.