Misalnya saja kenaikan harga gula, garam, daging sapi, gandum, kedelai, dan kebutuhan pangan lainnya.
Bhima menjelaskan, hal ini kemudian menciptakan tekanan inflasi dalam negeri yang lebih tinggi.
Pelemahan rupiah yang makin mendalam juga akan membuat Bank Indonesia meningkatkan suku bunga.
“Suku bunga yang naik cukup tinggi akan menyebabkan pelemahan pertumbuhan kredit perbankan,” ujarnya.
Lebih dari itu, masyarakat pun akan mengurangi belanja akibat kenaikan suku bunga pinjaman, seperti belanja untuk KPR, properti, membeli kendaraan, dan lainnya.
Dampaknya juga akan terasa pada biaya bahan baku pada industri pengolahan yang diperoleh dari impor.
“Itu (bahan baku industri pengolahan) akan mengalami kenaikan signifikan kalau rupiah melemah,” katanya.
Demikian penyebab hingga dampak dari melemahnya rupiah yang tengah terjadinya belakangan ini. (*)
Baca Juga: Uang Baru 2022 Resmi Diluncurkan, Begini Cara Mengecek Keasliannya