Chloe juga mengungkapkan bahwa bakteri manusia cenderung memiliki lebih banyak warna, terutama dari kulit.
"Jadi manusia cenderung memiliki berbagai warna merah muda, merah dan kuning," tuturnya.
Chloe sendiri menjadikan bakteri untuk membuat cincin serta menggunakan pewarna bakteri untuk membuat resin "batu permata".
Dia juga telah bekerja dengan para ilmuwan di University of Dundee selama pengembangan proses, untuk memastikan eksperimen aman.
"Semuanya diuji secara menyeluruh untuk memastikan bakteri telah mati," kata Chloe.
Melalui eksperimen yang ia lakukan, Chloe ingin menjadi bagian dari gerakan BioArt, yang merupakan kolaborasi seni dan sains.
"Saya percaya dunia seni sedang menuju ke arah itu karena ada banyak kemungkinan dan itu belum sepenuhnya dieksplorasi."
Contoh karyanya saat ini dipamerkan dalam pameran BioArt di Kulanshi Art Center di Nur-Sultan, Kazakhstan
Dan dia juga telah ditugaskan oleh University of Dundee untuk membuat patung yang terinspirasi bakteri.
@chloefitz_design Pinks ????????????????????????
♬ anaconda - ????
Kawan Puan, dari video yang viral di TikTok tersebut ternyata kita menemukan fakta baru yang menunjukkan bahwa bakteri dari tubuh manusia dapat digunakan sebagai pewarna bahkan aksesori perhiasan.
Baca Juga: Implora Jelly Tint Viral di TikTok, Teksturnya Seperti Jelly dan Harganya Terjangkau
(*)