Dara Puspita, Band Perempuan Pertama di Indonesia yang Legendaris

Firdhayanti - Sabtu, 8 Oktober 2022
Grup band Dara Puspita
Grup band Dara Puspita Kompas.tv

Parapuan.co - Perempuan turut memiliki peran penting dalam perkembangan sejarah musik Tanah Air era 60-an. 

Jika di zaman tersebut, banyak band didominasi oleh laki-laki sebagai anggotanya, Dara Puspita muncul sebagai band rock and roll yang meramaikan industri musik.

Grup yang beranggotakan Lies AR (gitar,vokal), Titiek AR (gitar,vokal),Titiek Hamzah (bass,vokal) dan Susy Nander (drum) ini menjadi band perempuan pertama di Indonesia yang tercatat dalam rekor MURI pada 12 Maret 2021, dalam laman resminya

Lewat karya musiknya, keempat perempuan ini telah berjaya di kancah internasional dan melanglang buana ke berbagai negara, termasuk Thailand, Eropa, Iran, Turki, hingga Jerman Barat. 

Populer di Tanah Air pada era 60 hingga 70-an, Dara Puspita tak lepas dari zaman orde lama Soekarno yang melarang musik barat dengan sebutan "ngak ngik ngok".

Pada masa itu, kemunculan band Dara Puspita menjadi suatu hal yang menarik. 

Dari Surabaya ke mancanegara, berikut ini perjalanan karier Dara Puspita. 

Perjalanan Karier Dara Puspita

Band Dara Puspita pertama kali dibentuk pada tahun 1964 di Surabaya, Jawa Timur.  

Baca Juga: Bakal Tampil di Synchronize Festival 2022, Intip Keseruan Latihan Dara Puspita dan Fleur

Namun, saat itu band ini belum bernama Dara Puspita, Kawan Puan. 

Keempat perempuan ini sebelumnya tergabung dalam band Nirma Puspita yang beranggotakan 14 personil.

Dari band itu, para personil berjumpa dan bermain bersama. Namun, saat itu mereka belum disebut Dara Puspita. 

Di awal kemunculannya, Dara Puspita begitu populer dan menjadi perbincangan.  

Pada tahun 1965, panggung Dara Puspita dan Koes Plus sempat digrebek. 

Koes Plus yang membawakan lagu  The Beatles sempat ditahan. Pada tahun 60-an, musik The Beatles disebut Soekarno sebagai musik "ngak ngik ngok".

Dara Puspita yang membawakan lagu The Rolling Stones tidak ditahan aparat.  

Di tahun serupa, Dara Puspita mulai mengawali panggung internasionalnya. 

Dalam Twitter Irama Nusantara, Dara Puspita mendapat kesempatan ke Bangkok untuk menjadi band pengisi acara. Saat itu, Dara Puspita belum mengeluarkan album sama sekali. 

Baca Juga: Manggung di Belanda, Voice of Baceprot Didatangi Personel Dara Puspita

Keempat perempuan tersebut berangkat pada 1 Oktober 1965, tepat sehari setelah kejadian G30SPKI. 

Dalam video di kanal Youtube Manunggal K. Wardaya, Lies AR, mantan gitaris Dara Puspita menceritakan keberangkatan keempat perempuan itu ke Negeri Gajah Putih. 

Saat itu, Dara Puspita yang berangkat pada waktu pagi hari. Semalam sebelumnya, para personil Dara Puspita menginap di rumah Brigjen Pirngadi. Putra Pirngadi, Iwan bersahabat baik dengan Dara Puspita.

Pada malam 1 Oktober, Lies mengaku ia dan teman-temannya sempat mendengar suara tembakan dari arah rumah Jenderal A.H. Nasution. 

"Kita pikir itu latihan untuk 5 Oktober. Terus makanya kita pikir 'oh itu mereka latihan'," ujar Lies. 

Sekadar informasi, 5 Oktober merupakan hari angkatan bersenjata atau yang saat ini disebut dengan Hari TNI. 

Sesampainya di Bangkok, Thailand, mereka pun mengetahui peristiwa G30SPKI. 

"Kita nggak tahu. Alhamdulillah. Mungkin nggak jadi berangkat bisa juga," cerita Lies. 

Sepulangnya dari Thailand dan hendak manggung serta rekaman, di saat itulah nama Dara Puspita muncul. 

Baca Juga: Berawal dari YouTube hingga ke Wacken Open Air, Ini Perjalanan Karier Voice of Baceprot

Setahun setelahnya, yakni pada tahun 1966, Dara Puspita mengeluarkan album debutnya bertajuk Jang Pertama dalam bentuk piringan hitam. 

Dalam album tersebut, lagu Surabaya, lagu populer Dara Puspita turut dimuat. 

Selain itu, ada juga Pantai Pattaya, Tanah Airku, Mari Mari, Ali Baba, Kenangan yang Indah, Burung Kakaktua,dan Lagu Gembira.

Di tahun yang sama, Dara Puspita merilis album berjudul Dara Puspita. 

Setahun setelahnya, yakni pada 1967, Dara Puspita merilis album Green Green Grass of Home dan A Go Go. 

Dara Puspita melaksanakan tur Eropa pada Juli 1968 dan menyambangi Iran, Turki, Jerman Barat, dan Hongaria. 

Tur tersebut berakhir pada Oktober 1969. Dalam tur tersebut, Dara Puspita mengadakan lebih dari 250 pertunjukan di 70 kota besar dan kecil.

Dara Puspita sempat berkenalan dengan Collin Johnson dari NEM Enterprise yang menangani The Beatles pada awal kariernya.

Sebelum meninggalkan Inggris menuju ke Prancis, Dara Puspita sempat menghasilkan 2 single.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Kinosaurus, Synchronize Fest Hadirkan Deretan Film di Bioskop Mini

Kedua karya tersebut bertajuk Ba Da Da Dum dan Dream Stealer.

Dari Prancis mereka menuju ke Belgia, Spanyol, dan Belanda hingga kembali ke Indonesia pada 11 September 1971.

Tak lama setelah tur tersebut, Dara Puspita bubar. Para personil menjalani kehidupan rumah tangga masing-masing. 

Kisah Dara Puspita sendiri akan difilmkan oleh rumah produksi Falcon Pictures. 

Adaptasi tersebut turut disetujui oleh Titiek Hamzah selaku pemain bass Dara Puspita. 

"I just follow my heart, I always follow my heart. Sebelumnya banyak yang datang, cuma cara menolak yang paling halus adalah bayar Rp 10 Miliar," kata Titiek dalam Kompas.com

Pada Sabtu (8/10/2022) malam ini, Dara Puspita bakal tampil bersama grup band Fleur dalam Spirit of Dara Puspita Bersama Fleur di Dynamic Stage pukul 19.15 WIB. 

(*)

Sumber: Youtube,Twitter,Muri.org
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja