Aspek pemilihan warna juga menjadi pertimbangan Johnson, seperti saat dirinya memilih menggunakan warna hitam.
“Dia (Marilyn Monroe) adalah seorang seniman, dia adalah bagian dari budaya tandingan dan kaum intelektual. Itulah yang dimaksud dengan turtleneck hitam di tahun 50-an,” kata Johnson.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pilihan gaya tersebut berkaitan dengan mode dan budaya Paris dan cara berpakaian yang minimalis nan simple.
Warna putih juga menjadi warna lainnya yang sering ditampilkan Marilyn, dan itu mendominasi pakaiannya di film ini.
“Marilyn Monroe adalah suatu konstruksi dari sistem studio, sebuah kreasi buatan dari kesederhanaan,” kata Johnson.
Pilihan warna pucat dari film ini juga bukan tanpa alasan, melainkan ingin membuat penonton semakin dibawa hanyut oleh kisahnya.
Bagian lainnya yang tak luput menjadi perhatian Johnson adalah ia mempertimbangkan tanda seks yang menampilkan dirinya secara pribadi.
“Dia sangat tertarik untuk menghilangkan pandangan laki-laki, sehingga menarik bagi saya untuk mengembangkan diri," jelasnya.
Dari banyaknya pertimbangan yang dilakukan oleh Johnson sebagai fashion designer dari film tersebut tentu saja untuk menghasilkan detail outfit dalam film yang begitu sempurna.
Bahkan, dia juga memberikan perhatian yang sama pada sisi sensitif dan serius dari sang bintang.
Baca Juga: Film Blonde Tayang, Intip 5 Rahasia Kecantikan Marilyn Monroe Ini
(*)