"Saat itu terjadi, murni saya melakukan fan service antara saya dan penggemar, bagian dari pertunjukan, bagian dari aksi panggung," imbuhnya.
Pamungkas sendiri merasa apa yang ia lakukan tidaklah merugikan orang lain. Ia juga membandingkan aksi panggung dan fan service-nya itu dengan panggung sebelah ia tampil.
"Panggung kanan kiri apa kabar yang malah memperagakan aktivitas seksual lalu disemprot-semprotkan ke penonton, ada yang angkat gelas isinya alkohol,"
"Ada juga yang setiap lagu yang sama diajak fans perempuan naik ke atas, dipeluk-peluk, kok lo pada diem aja?" jelasnya.
Terkait video viral Pamungkas dan aksi panggungnya yang ia sebut sebagai fan service ini, PARAPUAN menghubungi seorang pengamat sosial untuk menanyakan perihal fan service di Indonesia.
Devie Rahmawati, pengamat sosial dari Vokasi Universitas Indonesia (UI) mengatakan bahwa jika ingin melakukan fan service, maka sebaiknya seseorang harus mempertimbangkan nilai dan budaya yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Di mana, masyarakat Indonesia ini masih menganut budaya Timur yang tidak terlalu buka-bukaan atau sevulgar budaya Barat, misalnya saja Amerika Serikat.
Selain itu, masyarakat Indonesia sendiri cukup kompleks dari segi agama, suku, ras, dan bahasa.
Baca Juga: Klarifikasi Pamungkas Soal Videonya yang Viral, Sebut Lakukan Fan Service