Hanya saja, pada tahun 2020 ia terpaksa harus menutup semua gerai Dobujack karena dampak pandemi.
Di saat yang bersamaan, ia juga harus membatalkan event pameran offline yang awalnya ingin diadakan serentak di 11 kota untuk memasarkan produk Dobujack.
“Perjalanan kami tidak serta-merta terbilang mulus, banyak tantangan yang kerap dihadapi. Kerja keras, merelakan waktu bermain di masa kuliah, ditipu rekan bisnis, barang hilang, pembayaran tertunda bertahun-tahun, hingga kondisi terberat pada pandemi 2020 menyerang,” ungkap Delly Fitriansyah, dikutip dari siaran pers Shopee yang diterima PARAPUAN.
Sejak saat itulah Dobujack mulai menyusun ulang strategi penjualan dan beradaptasi dengan cara baru, yaitu dengan memanfaatkan ranah digital, khususnya platform e-commerce.
Strategi Dobujack Manfaatkan Platform E-Commerce
Dengan adanya platform e-commerce, Dobujack pun berhasil survive dan perlahan mulai pulih.
Lewat e-commerce pula, ia berhasil memperluas jangkauan bisnisnya dan menarik lebih banyak konsumen.
Delly turut menekankan pentingnya memanfaatkan semua fitur yang ada di e-commerce untuk memaksimalkan bisnisnya.
Baca Juga: Kisah Brand Kecantikan Lokal yang Sukses Lewati Tantangan Pandemi
Sejumlah fitur yang dimanfaatkan Dobujack di antaranya adalah fitur siaran langsung, promo, sampai gratis ongkos kirim (ongkir).
Ia juga secara aktif mengikuti berbagai pelatihan dan aktivitas untuk meningkatkan keterampilan serta pengetahuan dalam berjualan online.
Ke depannya, Delly berharap Dobujack dapat terus membuka lapangan kerja dan menghidupi semakin banyak kepala keluarga seiring dengan berkembangnya bisnisnya.
“Ke depannya kami berupaya agar kehadiran brand Dobujack ini dapat menghidupi semakin banyak kepala keluarga seiring berkembangnya perusahaan, mendorong kreativitas anak muda dalam berekspresi, serta mampu mendorong perkembangan ekonomi Indonesia,” tutup Delly. (*)