Sejak kuliah, perempuan yang lahir di Medan pada 22 Maret 1979 ini, sudah aktif di berbagai organisasi dan lembaga swadaya masyarakat pengawas pemilu.
Betty juga aktif mengawal isu kesetaraan gender dan hak asasi manusia (HAM).
Tak hanya itu, ia juga turut bergabung dengan Indonesian Centre for Democracy and Human Rights (Demos) pada tahun 2002.
Pemikiran Progresif Betty Eplison Idroos
Saat mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan di DPR pada Rabu (16/2/2022) lalu, Betty menyampaikan tiga hal yang membuat penyelenggaran pemilu sukses.
Ketiga hal tersebut di antaranya kredibilitas dan profesionalitas penyelenggara pemilu, perbaikan dan penguatan penyelenggaraan pemilu, serta kualitas dan partisipasi pemilih dan peserta pemilu.
"Kredibilitas dan profesionalitas penyelenggara, dalam hal membangun komunikasi dan sinergi. Kedua, perbaikan dan penguatan penyelenggaraan, dalam hal ini juga termasuk dukungan anggaran dan fasilitas dari negara dan masyarakat," ujar Betty.
Ia juga memaparkan strategi menghadapi potensi krisis pemilu dan pemilihan 2024.
Beberapa hal tersebut ialah percepatan reformasi birokrasi, akselerasi transformasi digital, manajerial big data, dan sinergi multisektor penyelenggaraan pemilu.
Baca juga: Ana Carrasco, Satu-satunya Pebalap Perempuan di Ajang Moto3 2022
"Sinergi multisektor penyelenggaraan pemilu perlu dilakukan, karena sinergi multisektor terdiri atas dua hal, yaitu perbaikan komunikasi dan koordinasi," tambahnya nya.
Nah, demikian tadi profil Betty Eplison Idroos yang menjadi satu-satunya perempuan di jajaran petinggi KPU Republik Indonesia.
Apakah Kawan Puan ingin seperti Betty Eplison Idroos juga? (*)