Parapuan.co - Pelaku usaha yang ingin bisnisnya berkembang sebaiknya memiliki laporan keuangan yang baik.
Dalam hal ini, salah satu kesalahan yang harus dihindari adalah untuk mencampur keuangan usaha dengan keuangan pribadi.
Melakukan pembukuan keuangan secara terpisah merupakan hal yang penting dilakukan, termasuk bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sekalipun.
Jangan pernah lupa ataupun abai untuk membuat rincian pemasukan hingga aliran masuk dan keluarnya uang.
Meski pembukuan keuangan merupakan hal yang cukup kompleks dan rumit, namun sebenarnya kamu bisa menyederhanakannya dengan memisahkan sejumlah laporan keuangan.
Melansir Kompas.com, berikut ini sejumlah jenis laporan keuangan penting yang harus dibuat oleh setiap pelaku usaha.
1. Buku Arus Kas
Buku arus kas merupakan laporan keuangan yang dipakai untuk mencatat keluar-masuknya uang dalam suatu periode.
Laporan yang satu ini penting untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan manajemen dalam operasional bisnis, investasi, hingga pendanaan usaha.
Baca Juga: 4 Tips Hemat Mengelola Keuangan Bisnis agar Tidak Kehabisan Uang
2. Buku Persediaan Barang
Persediaan barang juga perlu laporan khusus agar Kawan Puan pelaku usaha lebih mudah dalam melacak ketersediaan produk.
Dalam hal buku persediaan barang, terdapat dua metode yang diterapkan yaitu metode fisik dan perpetual.
Metode fisik mengharuskan perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan.
Sedangkan metode perpetual setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri untuk kemudian dijadikan buku pembantu persediaan.
3. Buku Pembelian
Selanjutnya ada buku pembelian yang diperlukan untuk mencatat setiap transaksi yang tidak dibayar dengan uang tunai.
Pelaku usaha bisa mengisi laporan pembukuan ini secara rutin sesuai waktu invoice pembelian.
4. Buku Penjualan
Baca Juga: Sukses Kembangkan Bittersweet by Najla, Ini Rahasia Najla Bisyir Atur Keuangan Bisnis
Seperti namanya, buku penjualan merupakan laporan yang berisi catatan penjualan barang yang telah dilakukan dalam periode waktu tertentu.
Sama halnya dengan buku pembelian, kamu dapat menyertakan salinan setiap invoice ke dalam laporan ini.
5. Buku Biaya
Buku biaya ialah laporan yang berfungsi untuk mencatat biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dan pemasaran (biaya overhead produksi).
Dalam hal ini, pencatatan dilakukan ketika kamu membayar gaji karyawan, biaya listrik toko, sewa tempat usaha, dan sebagainya.
6. Buku Utang
Pelaku usaha juga perlu mempersiapkan buku utang agar setiap utang yang harus dilunasi dapat terkelola dengan baik.
Laporan keuangan yang satu ini berisi pencatatan utang yang harus dibayar dalam periode waktu tertentu.
7. Buku Piutang
Terakhir ada buku piutang yang berisi semua data pitung belum tertagih, sehingga ke depannya kamu bisa membuat jadwal penagihan secara lebih efektif.
Itulah berbagai laporan keuangan yang harus dimiliki oleh pelaku usaha agar keuangan bisnis dapat terkelola dengan baik.
Apakah Kawan Puan sudah memiliki ketujuh laporan keuangan di atas untuk mengelola bisnis?
Baca Juga: Untuk Pebisnis Pemula, Hindari 4 Kesalahan Ini dalam Mengelola Keuangan
(*)