“Gerakan digital ini merupakan upaya CPOPC dalam menjalankan amanat salah satu tugas CPOPC sesuai piagam pendirian yaitu meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit. Petani adalah salah satu mata rantai pemasok utama industri kelapa sawit dimanapun dan siapapun negara pengekspor sawit," ujar Dr. Rizal.
"Oleh karena itu, CPOPC menyampaikan pandangan mereka melalui platform media sosial, sebagai media mainstream dunia, kepada para pengambil kebijakan perdagangan dan kelompok konsumen agar lebih berimbang melihat sawit dari berbagai sisi keberlanjutan yang diantaranya sudut pandang petani,” tambahnya.
Dalam acara tersebut, masing-masing perwakilan petani perempuan menyampaikan bagaimana komoditas pertanian seperti kelapa sawit menjadi jalan untuk mengaktuallisasi diri.
Selain itu, upaya ini juga bertujuan untuk pemberdayaan di tingkat keluarga dan komunitas, dan memberikan perempuan hak milik atas lahan perkebunan.
Tak hanya dalam bentuk konten video, produk lainnya dari gerakan digital adalah infografis yang memuat data-data penting terkait petani perempuan dan industri kelapa sawit di masing-masing negara angota dan pengamat CPOPC.
Menurut data CPOPC yang diterima PARAPUAN, saat ini petani perempuan di Indonesia berjumlah sekitar 50 persen dari 2,6 juta petani kelapa sawit.
Nah, demikian tadi informasi data mengenai peran petani perempuan kelapa sawit dalam membangun perekonomian. (*)